Tuesday, April 8, 2014





MASA PERJUANGAN DI NUSANTARA SEBELUM TAHUN 1908


PENDAHULUAN
Kolonialisme berasal dari kata colunus (colonia) yang berarti suatu usaha untuk untuk mengembangkan kekuasaan suatu negara diluar wilayah negara tersebut. Kolonialisme pada umumnya bertujuan untuk mencapai dominasi ekonomi atas sumber daya, manusia, dan perdagangan di suatu wilayah. Wilayah koloni umumnya adalah daerah-daerah yang kaya akan bahan mentah untuk keperluan negara yang melakukan kolonialisme. Sedangkan imperialisme adalah usaha memperluas kekuasaan suatu negara untuk menguasai negara lain. Imperialisme dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu imperialisme kuno dan imperialisme modern. Imperialisme kuno berlangsung sebelum revolusi industri dan bertujuan untuk memiliki kekayaan (gold), mencapai kejayaan (glory), dan menyebarkan agama (gospel). Spanyol dan portugis adalah negara yang menjalankan imperialisme kuno. Sementara Inggris merupakan negara yang menganut imperialisme modern.
Indonesia mulai dijajah dan mulai memasuki masa kolonialisme dan imperialisme oleh bangsa asing pada tahun 1511. Pada masa itu Portugis pertama kali melakukan penjajahan di Indonesia yang kemudian diikuti oleh bangsa Spanyol, Belanda, Jepang dan Inggris. Para penjajah melakukan kolonialisme dan imperialisme di Indonesia. Dengan sewenag – wenangnya  menggunakan sistem kerja paksa kepada rakyat Indonesia untuk memperoleh keuntungan.  Akibatnya rakyat bangsa Indonesia menjadi menjadi sengsara.
Melihat penderitaan rakyat yang sudah merajarela di Nusantara, para tokoh masyarakat di masing – masing daerah mulai bergerak untuk melawan penjajahan. Mulai dari perjuangan di daerah Aceh, Makasar, Kalimantan, Maluku, Bali, Jawa, dan daerah lainya yang ada di Nusantara. Para pahlawan dan rakyat telah banyak mengorbankan tenaga, akan tetapi banyak yang berguguran di medan perang. Perlawanan tetap terjadi hingga mampu mengusir para penjajah dari Nusantara.
Terdapat beberapa bukti peninggalan masa penjajahan yang sampai saat ini masih ada. Contoh bukti peninggalan masa penjajahan seperti benteng, tempet persembunyian, gudang senjata, makam dan masih banyak lainnya.
Selain Itu juga didirikan beberapa monumen dan tugu untuk mengenang para pahlawan yang telah mengorbankan nyawanya  untuk membela Tanah Air Indonesia, seperti Monumen Pahlawan Nasional atau Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Tugu Nasional di Surabaya, Tugu Muda di Semarang.
RUMUSAN MASALAH
1.      Jelaskan perbedaan antara imperialisme dengan kolonialisme ?
2.      Jelaskan perjuangan terhadap penjajah di wilayah Aceh, Makasar, Kalimantan, Maluku, Bali, Jawa, kemukakan faktor pencetus perjuangannya, hasil yang dicapai, dan faktor kekalahannya ?
3.      Jelaskaan peran seorang dr.snouck horgroenje dalam penaklukan aceh oleh belanda ?
4.      Jelaskan apa yang dimaksud devida at impera ?
5.      Sebutkan sistem – sistem yang diterapkan oleh penajajah dalam menguasai Nusantara ?
6.      Tunjukkan bukti – bukti perjuangan pada masa itu sebagai simbol penolakan dan perlawanan terhadap penjajah ?
7.      Kaitkan masa perjuangan dengan nilai – nilai Pancasila, menurut saudara apakah pada masa itu telah ada pelaksanaan nilai Pancasila? Nilai apa yang dominan ?
8.      Simpulkan faktor – faktor apa yang menyebabkan kegagalan perjuangan yang terjadi pada masa itu ?  

TUJUAN
1.      Mengetahui perbedaan antara imperialisme dengan kolonialisme.
2.      Mengetahui perjuangan terhadap penjajah di wilayah Aceh, Makasar, Kalimantan, Maluku, Bali, Jawa, kemukakan faktor pencetus perjuangannya, hasil yang dicapai, dan faktor kekalahannya.
3.      Mengetahui peran seorang dr.snouck horgroenje dalam penaklukan aceh oleh belanda.
4.      Mengetahui arti dari devida at impera.
5.      Mengetahui sistem – sistem  yang diterapkan oleh penajajah dalam menguasai Nusantara.
6.      Mengetahui bukti – bukti perjuangan pada masa itu sebagai simbol penolakan dan perlawanan terhadap penjajah.
7.      Mengetahui kaitan masa perjuangan dengan nilai – nilai Pancasila. Serta nilai Pancasila yang dominan ada pada mada perjuangan.
8.      Mengetahui faktor – faktor  yang menyebabkan kegagalan perjuangan yang terjadi pada masa penjajahan.


METODE PENILISAN
a.       Pengumpulan Data
Tahap ini adalah tahap pengumpulan data – data. Pada tahap ini kami mencaroi data dari berbagai sumber seperti inter dan buku – buku yang nantinya akan dikembangkan.
b.      Identifikasi dan Perumusan
Masalah Pada tahap ini kami mencoba untuk merumuskan dan mengidentifikasi  permasalahan dengan data yang sudah kami kumpulkan.
c.       Pembahasan
Pada tahap ini kami memulai membahas permasalan dengan mengacu pada data – data yang sudah ada.
d.      Penyinpulan
Pada tahap penyimpulan kami menyimpulkan seluruh pembahasan yang sudah kami buat

METODE FOCUS GROUP DISCUSSION
1. Terlibat dalam pembuatan moderator Guideline.
Moderator guideline adalah dokumen yang berisi panduan bagi moderator mengenai topik FGD, pertanyaan apa yang harus diajukan dan faktor-faktor apa yang ingin didalami (probe) dalam FGD. Moderator guideline memiliki fungsi yang hampir sama dengan kuesioner pada metode survei, sehingga perlu dipahami secara mendalam oleh moderator. Yang paling baik tentu saja Anda sendiri sebagai moderator yang mengembangkan moderator guideline, namun jika Anda tidak dapat melakukan hal ini, ikut terlibat dalam pembuatannya adalah syarat minimal.
2. Membangun rapport dan suasana yang menyenangkan di awal sesi.
FGD yang optimal diadakan dalam atmosfer santai namun fokus. Jika peserta tertekan atau merasa tidak nyaman, maka jawaban dan pernyataan yang dikeluarkannya seringkali bukanlah pernyataan yang sebenarnya. Hal ini tentu membawa bias bagi kesimpulan yang ditarik. Suasana santai dapat dibangun dengan layout ruangan yang cozy, dan relaxing music yang diputar sebelum sesi dimulai. Sedangkan rapport dibangun dengan bincang-bincang santai antara moderator dan peserta yang datang terlebih dahulu. Jangan pernah membiarkan peserta datang tanpa disambut dengan hangat, atau peserta akan menyesal telah memutuskan untuk menghadiri sesi ini.
3. Latih dan manfaatkan peripheral vision
Jika anda menatap lurus ke depan fokus pada suatu benda yang berjarak kurang lebih 2-3 meter, perhatikan bahwa yang tertangkap pandangan Anda bukan hanya benda tersebut. Tanpa menggerakkan bola mata, Anda tetap dapat melihat benda yang kurang lebih berada di samping kanan atau kiri. Inilah yang disebut peripheral vision. Saya biasa melatih cara memandang ini untuk mengetahui bahasa tubuh peserta FGD lain ketika pertanyaan saya ajukan kepada salah satu peserta. Bahasa tubuh peserta lain yang memberi pesan setuju atau tidak setuju, perlu kita perhatikan sebagai eksplorasi pendapat pada suatu pokok bahasan.
4. Mulai dari yang luas, mengerucut kepada yang spesifik.
Setelah kita mengajukan pertanyaan yang umum, jawaban biasanya masih bersifat lateral dan sangat bervariasi. Jangan terjebak untuk mendalami setiap respons pada kali pertama respons tersebut muncul, atau Anda akan merasa terjun terlalu detail sehingga kehilangan big picture atas pertanyaan tersebut. Biasakan untuk melakukan listing dengan menuliskan pada secarik kertas atau jika ingin terlihat luwes, hapalkan saja. Setelah semua alternatif respons keluar, baru Anda coba untuk mendalami satu per satu.
5. Lihat juga yang tersirat, bukan hanya yang tersurat.
Isi respons adalah suatu hal, namun bagaimana cara menyampaikan jawaban tersebut juga unsur lain yang perlu diperhatikan. Lihat secara lebih dalam apabila muncul ; senyum kecut, tertawa sinis, anggukan yang gamang, atau respons berapi-api yang tidak wajar. Hal-hal ini memberi sinyal bahwa ada sesuatu di balik jawaban yang diberikan.
6. Gunakan Humor untuk mencairkan suasana.
Banyak keadaan kritis yang bisa dinetralisir dengan humor. Kadang-kadang resistensi atau keengganan menjawab juga dapat diminimalisir dengan humor. Namun demikian, selami budaya peserta untuk memastikan bahwa humor Anda bukan yang menyinggung namun mendekatkan hubungan Anda dan peserta FGD.
7. Jangan menerima jawaban umum yang normatif.
Save the best for last. Saya menyimpan tips paling penting di akhir tulisan ini. sebagai moderator FGD, kualitas analisis kita ditentukan oleh seberapa spesifik respons yang kita dapatkan. Kita tidak menerima jawaban semacam : “ohh service di outlet ini bagus kok…” Jika mendapat jawaban seperti itu, indera moderator Anda harus berdering dan ajukan pertanyaan untuk mendalami jawaban tersebut seperti ;” bagus seperti apa yang ibu maksud..?”. nah kejelian Anda untuk mengidentifikasi respons semacam ini perlu selalu diasah. Amati respons yang memiliki unsur generalisasi, distorsi, atau eliminasi.

PEMBAHASAN
1.      Pengertian Kolonialisme
Kolonialisme berasal dari kata colunus (colonia) yang berarti suatu usaha untuk untuk mengembangkan kekuasaan suatu negara diluar wilayah negara tersebut. Kolonialisme pada umumnya bertujuan untuk mencapai dominasi ekonomi atas sumber daya, manusia, dan perdagangan di suatu wilayah. Wilayah koloni umumnya adalah daerah-daerah yang kaya akan bahan mentah untuk keperluan negara yang melakukan kolonialisme.

Pengertian Imperialisme
Imperialisme adalah usaha memperluas kekuasaan suatu negara untuk menguasai negara lain. Imperialisme dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu imperialisme kuno dan imperialisme modern. Imperialisme kuno berlangsung sebelum revolusi industri dan bertujuan untuk memiliki kekayaan (gold), mencapai kejayaan (glory), dan menyebarkan agama (gospel). Spanyol dan portugis adalah negara yang menjalankan imperialisme kuno. Sementara Inggris merupakan negara yang menganut imperialisme modern.
Perbedaan kolonialisme dan imperialisme
  1. Kolonialisme bertujuan untuk menguras habis sumber daya alam dari negara yang bersangkutan untuk diangkut ke negara induk.
  2. Imperialisme bertujuan untuk menanamkan pengaruh pada semua bidang kehidupan negara yang bersangkutan.
2.      Perjuangan di Aceh
Pahlawan nasional, bernama asli Muhammad Saman, lahir pada tahun 1836 di Cumbok Lamlo, daerah Tiro, Pidie. Teungku Muhammad Saman adalah putra dari Teungku Syekh Ubaidillah. Sedangkan ibunya bernama Siti Aisyah, putri Teungku Syekh Abdussalam Muda Tiro. Ia dibesarkan dalam lingkungan agama yang kuat.
Ketika ia menunaikan ibadah haji di Mekkah, ia memperdalam lagi ilmu agamanya. Selain itu tidak lupa ia menjumpai pimpinan-pimpinan Islam yang ada di sana, sehingga ia mulai tahu tentang perjuangan para pemimpin tersebut dalam berjuang melawan imperialisme dan kolonialisme.
Sesuai dengan ajaran agama yang diyakininya, Muhammad Saman sanggup berkorban apa saja baik harta benda, kedudukan, maupun nyawanya demi tegaknya agama dan bangsa. Keyakinan ini dibuktikan dengan kehidupan nyata, yang kemudian lebih dikenal dengan Perang Sabil.
Sejak kecil ia sudah biasa hidup di lingkungan pesantren dan bergaul dengan para santri. Setelah belajar ilmu agama pada beberapa ulama terkenal di Aceh, ia menunaikan ibadah Haji dan memperdalam ilmu agama di Mekah. Sesudah itu ia menjadi guru agama di Tiro.
Dibesarkan pada saat memburuknya hubungan Aceh dengan Belanda. Pada tahun 1873 Kompeni mulai memerangi Aceh untuk menaklukkan kerajaan tersebut dan menempatkannya di bawah kekuasaan Belanda, pasukan pertama berhasil dipukul mundur. Panglimanya, Mayor Jenderal JHR Kohler, tewas dalam pertempuran. Sesudah itu, Kompeni mengirimkan pasukan yang lebih besar dan kuat. Lama-kelamaan pejuang Aceh terdesak.
Daerah Aceh Besar jatuh ke tangan Kompeni dan kekuatan Aceh mulai lemah. Pada waktu itu, ia muncul memimpin perang dan membentuk Angkatan Perang Sabil dengan mendapat bantuan golongan hulubalang. Sultan Aceh mempercayainya sebagai pemimpin perang, dan perjuangan dilakukan atas dasar agama dan kebangsaan.
Dalam serangan yang dilancarkan bulan Mei 1881, benteng Belanda di Indrapuri berhasil direbut pasukannya. Kemudian jatuh pula benteng Lambaro, Ancuk Galang, dan lain-lain. Belanda semakin terdesak, mereka bertahan saja dalam benteng di Banda Aceh. Tetapi, ke dalam benteng itu pun, ia mengerahkan pasukan untuk melakukan sabotase.
Pulau Breuh pun mendapat serangan, dari situ ia bermaksud merebut Banda Aceh. Kompeni jadi kewalahan dan daerah Aceh yang masih mereka kuasai tidak lebih dari empat kilometer persegi.
Belanda menyadari bahwa sumber semangat Aceh pada waktu itu ialah Teungku Cik Di Tiro, karena itu Kompeni bermaksud membunuhnya. Mereka berhasil membujuk seseorang yang bersedia bekerja sama yang diangkat menjadi Kepala Sagi. Kemudian,orang itu menyuruh seorang wanita memasukkan racun ke dalam makanan dan diberikannya kepada Cik di Tiro.
Akibatnya Cik di Tiro jatuh sakit dan meninggal dunia di benteng Ancuk Galang pada bulan Januari 1891. Di Jakarta namanya diabadikan sebagai nama jalan yang terletak di kawasan Menteng, menggantikan nama Jl. Mampangweg.

Perjuangan di Makasar
Perlawanan rakyat Makasar terhadap VOC terjadi pada 1654 – 1655. dipimpin oleh Sultan Hasanuddin. Penyebab terjadi perlawanan adalah :
1.      Belanda menganggap Makasar sebagai pelabuhan gelap.
2.      Belanda mengadakan blokade ekonomi terhadap Makasar.
3.      Sultan Hasanuddin menolak monopoli perdagangan Belanda di Makasar.
Dalam pertempuran VOC mengalami kesulitan untuk menundukan Makasar, setiap terdesak Belanda mengajukan perjanjian damai dengan Makasar, perjanjian damai tersebut dimanfaatkan oleh Belanda untuk memperkuat pasukannya. Dalam menghadapi Makasar, Belanda kemudian bersekutu dengan Aru Palaka (Raja Bone), yang merupakan musuh Sultan Hasanuddin. Akhirnya Belanda berhasil menguasai Makasar dengan ditandatanganinya perjanjian Bongaya yang sangat merugikan Makasar.

Perjuangan di Kalimantan
Konflik dengan Belanda sebenarnya sudah mulai sejak Belanda memperoleh hak monopoli dagang di Kesultanan Banjar. Dengan ikut campurnya Belanda dalam urusan kerajaan, kekalutan makin bertambah. Pada tahun 1785, Pangeran Nata yang menjadi wali putra makota, mengangkat dirinya menjadi raja dengan gelar Sultan Tahmidullah II (1785-1808) dan membunuh semua putra almarhum Sultan Muhammad. Pangeran Amir, satu-satunya pewaris tahta yang selamat, berhasil melarikan diri lalu mengadakan perlawanan dengan dukungan pamannya Arung Turawe, tetapi gagal. Pangeran Amir (kakek Pangeran Antasari) akhirnya tertangkap dan dibuang ke Srilangka.
Hal ini terjadi karena Rakyat tidak senang dengan merajalelanya Belanda yang mengusahakan perkebunan dan pertambangan di Kalimantan Selatan, Belanda terlalu banyak campur tangan dalam urusan intern kesultanan, Belanda bermaksud menguasai daerah Kalimantan Selatan karena daerah ini ditemukan pertambangan batubara. (Karena ditemukan Batubara di kota Martapura Belanda telah merencanakan untuk memindah ibukota kesultanan ke kota Negara - bekas ibukota pada zaman Hindu),
Karena Pangeran Hidayatullah yang seharusnya menjadi Sultan Banjar tidak disetujui oleh Belanda yang kemudian menganggap Tamjidullah sebagai sultan yang sebenarnya tidak berhak menjadi sultan. Kemudian setelah Belanda mencopot Tamjidullah dari kursi sultan, Belanda membubarkan Kesultanan Banjar.

Perjuangan di Maluku
Pada tahun 1605 Belanda mulai memasuki wilayah Maluku dan berhasil merebut benteng Portugis di Ambon. Praktik monopoli dengan sistem pelayaran hongi menimbulkan kesengsaran rakyat. Pada tahun 1635 muncul perlawanan rakyat Maluku terhadap VOC di bawah pimpinan Kakiali, Kapten Hitu. Perlawanan segera meluas ke berbagai daerah. Oleh karena kedudukan VOC terancam, maka Gubernur Jederal Van Diemen dari Batavia dua kali datang ke Maluku (1637 dan 1638) untuk menegakkan kekuasaan Kompeni. Untuk mematahkan perlawanan rakyat Maluku, Kompeni menjanjikan akan memberikan hadiah besar kepada siapa saja yang dapat membunuh Kakiali. Akhirnya seorang pengkhianat berhasil membunuh Kakiali.

      Dengan gugurnya Kakiali, untuk sementara Belanda berhasil mematahkan perlawanan rakyat Maluku, sebab setelah itu muncul lagi perlawanan sengit dari orang-orang Hitu di bawah pimpinan Telukabesi. Perlawanan ini baru dapat dipadamkan pada tahun 1646. Pada tahun 1650 muncul perlawanan di Ambon yang dipimpin oleh Saidi. Perlawanan meluas ke daerah lain, seperti Seram, Maluku, dan Saparua. Pihak Belanda agak terdesak, kemudian minta bantuan ke Batavia. Pada bulan Juli 1655 bala bantuan datang di bawah pimpinan Vlaming van Oasthoom dan terjadilah pertempuran sengit di Howamohel. Pasukan rakyat terdesak, Saidi tertangkap dan dihukum mati, maka patahlah perlawanan rakyat Maluku.
Sampai akhir abad ke-17 tidak ada lagi perlawanan menentang VOC. Pada akhir abad ke-18, muncul lagi perlawanan rakyat Maluku di bawah pimpinan Sultan Jamaluddin, namun segera dapat ditangkap dan diasingkan ke Sailan (Sri Langka). Menjelang akhir abad ke-18 (1797) muncullah perlawanan besar rakyat Maluku di bawah pimpinan Sultan Nuku dari Tidore. Sultan Nuku berhasil merebut kembali Tidore dari tangan VOC. Akan tetapi setelah Sultan Nuku meninggal (1805), VOC dapat menguasai kembali wilayah Tidore. Penyerangan ini terjadi karena Rakyat Maluku menolak kehadiran Belanda karena pengalaman mereka yang menderita dibawah VOC, Pemerintah Belanda menindas rakyat Maluku dengan diberlakukannya kembali penyerahan wajib dan kerja wajib, Dikuasainya benteng Duursteide oleh pasukan Belanda

Perjuangan di Bali
Bangkitnya perlawanan Rakyat Bali terhadap Belanda disebabkan oleh
1. Sebab Umum
Adanya Hak Tawan Karang yaitu suatu ketentuan bahwa setiap kapal yang terdampar diperairan Bali menjadi milik Raja Bali.
2. Sebab Khusus
Menyangkut tuntutan Belanda terhadap Raja-raja Bali yang ditolak berisi :
1. Hak Tawan Karang dihapuskan.
2. Raja harus memberi perlindungan terhadap pedagang-pedagang Belanda di Bali.
3. Belanda minta diizinkan mengibarkan Bendera di Bali.
Perlawanan Rakyat Bali dipimpin oleh Patih Gusti Ketut Jelantik dari Kerajaan Buleleng yang didukung oleh Kerajaan-kerajaan di Bali seperti Kerajaan Badung, Kerajaan Klungkung dan Kerajaan Buleleng.
Dalam pertempuran melawan Belanda rakyat Bali mengobarkan Perang Puputan dengan pusat pertahanan di Benteng Jagaraga. Karena pasukan Belanda menggunakan persenjataan yang lebih lengkap akhirnya Bali dapat dikuasai oleh Belanda.

Perjuangan di Jawa
Pada tahun 1674 meletuslah pemberontakan rakyat yang dipimpin oleh Trunojoyo, putera Bupati Madura. Trunojoyo mendapat dukungan dari para pengungsi Makasar yang dipimpin oleh Karaeng Galesong dan Montemarano.
Trunojoyo sempat menyerbu ibu kota Mataram di Yogyakarta dan merusak keratonnya yang mengakibatkan Amangkurat I terdesak dan melarikan diri untuk meminta bantuan kepada Belanda. Sebelum upayanya untuk mendapatkan bantuan kepada Belanda tercapai, Amangkurat I dalam perjalanannya terlebih dahulu meninggal dunia di Tegalwangi (dekat kota Tegal).
Pada tahun 1677, putera mahkota naik tahta sebagai raja Mataram dengan gelar Amangkurat II. Sebagai imbalan atas bantuannya, Amangkurat II menandatangani perjanjian yang berisi tentang pemberian hadiahkepada Belanda berupa bandar di Semarang, hak perdagangan yang luas, seluruh daerah Jawa Barat di sebelah selatan Batavia, dan pembayaran semua ongkos perang dengan jaminan beberapa bandar di pantai utara pulau jawa.
Setelah Trunojoyo tertangkap dan dijatuhi hukuman mati (tahun 1679), kerajaan Mataram selalu mendapat pengaruh dari pemerintah Hindia Belanda.


3.      Hrugronje sebagai pakar antropolog yang ahli tentang Islam, bahasa Arab, dan bidang kebudayaan umumnya serta pemegang  jabatan sebagai penasihat resmi pemerintah penjajah Belanda dalam bidang bahasa timur dan fikih islam. Ia melakukan hidden mission yaitu "menaklukan" Aceh yang didukung oleh jaringan intelijen/mata- mata dari kalangan pribumi. Snouck meneliti ragam bahasa, penduduk, dan negeri-negeri yang ter-dapat di Indonesia sesuai dengan tugasnya sebagai penasihat pemerintah Belanda. Ia mencari seluk beluk aceh untuk meruntuhkan pertahanan Aceh dari akarnya, dengan belajar Islam, datang ke Mekah, dan pura-pura masuk Islam. Untuk memperoleh pemahaman tentang kebudayaan Aceh, Snouck Hurgronje melakukan penelitian lapangan dan menghasilkan sebuah karya etnografi penting. 

4.      Divide et impera (Politik pecah belah) adalah kombinasi strategi politik, militer, dan ekonomi yang bertujuan mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil yang lebih mudah ditaklukan. Dalam konteks lain, politik pecah belah juga berarti mencegah kelompok-kelompok kecil untuk bersatu menjadi sebuah kelompok besar yang lebih kuat. 



5.      Zaman Portugis
bangsa Portugis merupakan bangsa Eropa pertama yang tiba di kepulauan yang sekarang menjadi Indonesia, dan mencoba untuk menguasai sumber rempah-rempah yang berharga dan untuk memperluas usaha misionaris Katolik Roma. Upaya pertama Portugis untuk menguasai kepulauan Indonesia adalah dengan menyambut tawaran kerjasama dari Kerajaan Sunda.

Zaman Spanyol
berhasil mencapai Kepulauan Maluku pada tahun 1521 setelah terlebih dahulu singgah di Filipina disambut baik oleh rakyat Tidore. Bangsa Spanyol dimanfaatkan oleh rakyat Tidore untuk bersekutu dalam melawan rakyat Ternate.


Zaman Belanda
Tujuan dari pembentukan VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) adalah sebagai berikut:
1)      Menguasai pelabuhan penting.
2)      Menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
3)      Melaksanakan monopoli perdagangan di Indonesia.
4)      Mengatasi persaingan antara Belanda dengan pedagang Eropa lainnya.

Zaman Inggris
Pemerintah Inggris mulai menguasai Indonesia sejak tahun 1811 pemerintah Inggris mengangkat Thomas Stamford Raffles (TSR) sebagai Gubernur Jenderal di Indonesia. Ketika TSR berkuasa sejak 17 September 1811

Zaman Jepang
Romusha adalah panggilan bagi orang Indonesia yang dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan Jepang di indonesia dari tahun 1942 hingga 1945. Kebanyakan romusha adalah petani, dan sejak Oktober 1943 pihak Jepang mewajibkan para petani menjadi romusha. Jumlah orang-orang yang menjadi romusha tidak diketahui pasti - perkiraan yang ada bervariasi dari 4 hingga 10 juta.

6.      Catalina RI 005 merupakan salah satu tonggak sejarah perjuangan rakyat Jambi dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia pada 1948, saat Indonesia kembali dijajah oleh tentara Belanda yang dikenal dengan Agresi Militer Belanda II. Salah satu bukti nyata dasyatnya perang Belanda di Aceh adalah Kerkhof. Taman perkuburan Belanda ini berada di Banda Aceh, daerah Blower, tepatnya dibelakang Museum Tsunami, serta menyimpan begitu banyak misteri yang masih tanda tanya. Jumlah jenazah perkuburan Belanda ini diperkirakan sekitar 2.200 jiwa orang dan ini menandakan bahwa kedasyatan perang Belanda di Aceh begitu luar biasa. Dan ironisnya, Kerkhof yang ada di Aceh ini, tidak pernah dijumpai di daerah Indonesia manapun.


BENTENG FORT MALBOROUGH
Dibuat oleh Inggris pada tahun 1714-1741
Benteng dikuasai oleh : Inggris, Belanda, Jepang, Indonesia.
Digunakan sebagai pertahanan dan pusat perdagangan
Merupakan benteng Inggris terbesar di Asia Tenggara
Luas : 2,1 Hektar
Terdiri dari 38 Ruangan
Dibuat dari batu kapur
Dibuat diatas karang pantai sehingga tidak runtuh saat terjadi gempa

MAKAM PENJAJAH
Makam Thomas Parr (Gubernur)
Makam Charles Murray (Asisten)
Makam Residen Gubernur
Makam tidak diketahui

7.            Zaman Kutai Pada zaman ini masyarakat kutai yang membukai zaman sejarah Indonesia pertama kalinya ini menampilkan nilai-nilai sosial politik, dan ketuhanan. Zaman Sriwijaya Cita-cita tentang kesejahteraan bersama dalam sesuatu negara telah tercemin pada kerjaan Sriwijaya yang berbunyi yaitu marvuat vanua criwijaya siddhayara subhika (suatu cita-cita negara yang adil & makmur).
      Zaman Kerajaan-Kerajaan Sebelum Kerajaan Majapahit Pada zaman ini diterapkan antara lain untuk raja Aiar Langgi sikap tolerensi dalam beragama nilai-nilai kemanusiaan (hubungan dagang & kerjasama dengan Benggala, Chola, dan Chompa) serta perhatian kerjahteraan pertanian bagi rakyat dengan dengan membangun tanggul & waduk.
      Zaman Kerajaan Majapahit Sumpah Palapa / Gadjahmada berisi cita-cita mempersatukan seluruh Nusantara. Zaman Penjajahan Setelah Majapahit runtuh maka berkembanglah agama Islam dengan pesat di Indonesia. Bersama dengan itu maka berkembang juga kerajaan-karajaan Islam seperti kerajaan Demak. Selain itu, berdatangan juga bangsa-bangsa Eropa di Nusantara. Bangsa asing yang masuk ke Indonesia pada awalnya berdagang, namun kemudian berubah menjadi praktek penjajahan. Adanya penjajahan membuat perlawanan dari rakyat Indonesia di berbagai wilayah Nusantara, namun karena tidak adanya kesatuan dan persatuan di antara mereka maka perlawanan tersebut seringkali sia-sia.
      Kebangkitan Nasional Pada masa ini banyak berdiri gerakan-gerakan nasional untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan kekuataannya sendiri. H. Zaman Penjajahan Jepang Jepang menjanjikan kemerdekaan tanpa syarat kapada bangsa Indonesia. Bahkan untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari bangsa Indonesia maka sebagai realisasi janji tersebut maka dibentuklah suatu badan yang bertugas untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yaitu Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

8.      faktor-faktor apa yg menyebabkan kegagalan perjuangan yg terjadi pd masa penjajahan yaitu
1.      Lemah disiplin (susah diajak maju)
2.      lemah kerjasama dan koordinasi (tidak kompak, inginnya masing-masing menjadi paling menonjol)
3.      budaya instan

SIMPULAN
            Indonesia mulai di jajah sejak tahun 1511 oleh Portugis. Penjajahan di Indonesia mengawali masuknya imperialisme dan kolonialisme. Para penjajah menerapkan sistem kerja paksa terhadap rakyat Indonesia. Oleh sebab itu banyak terjadi peperangan di setiap wilayah yang ada di Indonesia dikarenakan untuk mengusir para penjajah. Seperti perang yang terjadi di Aceh, Makasar, Kalimantan, Maluku, Bali, dan Jawa.
Terdapat beberapa bukti peninggalan masa penjajahan yang sampai saat ini masih ada. Contoh bukti peninggalan masa penjajahan seperti benteng, tempet persembunyian, gudang senjata, makam dan masih banyak lainnya. Selain Itu juga didirikan beberapa monumen dan tugu untuk mengenang para pahlawan yang telah mengorbankan nyawanya  untuk membela Tanah Air Indonesia

0 comments: