MASA
PERJUANGAN DI NUSANTARA SEBELUM TAHUN 1908
PENDAHULUAN
Kolonialisme berasal dari kata colunus (colonia) yang
berarti suatu usaha untuk untuk mengembangkan kekuasaan suatu negara diluar
wilayah negara tersebut. Kolonialisme pada umumnya bertujuan untuk mencapai
dominasi ekonomi atas sumber daya, manusia, dan perdagangan di suatu wilayah.
Wilayah koloni umumnya adalah daerah-daerah yang kaya akan bahan mentah untuk
keperluan negara yang melakukan kolonialisme. Sedangkan imperialisme adalah
usaha memperluas kekuasaan suatu negara untuk menguasai negara lain.
Imperialisme dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu imperialisme kuno dan
imperialisme modern. Imperialisme kuno berlangsung sebelum revolusi industri
dan bertujuan untuk memiliki kekayaan (gold), mencapai kejayaan (glory), dan
menyebarkan agama (gospel). Spanyol dan portugis adalah negara yang menjalankan
imperialisme kuno. Sementara Inggris merupakan negara yang menganut
imperialisme modern.
Indonesia mulai dijajah
dan mulai memasuki masa kolonialisme dan imperialisme oleh bangsa asing pada
tahun 1511. Pada masa itu Portugis pertama kali melakukan penjajahan di Indonesia
yang kemudian diikuti oleh bangsa Spanyol, Belanda, Jepang dan Inggris. Para
penjajah melakukan kolonialisme dan imperialisme di Indonesia. Dengan sewenag –
wenangnya menggunakan sistem kerja paksa
kepada rakyat Indonesia untuk memperoleh keuntungan. Akibatnya rakyat bangsa Indonesia menjadi
menjadi sengsara.
Melihat penderitaan
rakyat yang sudah merajarela di Nusantara, para tokoh masyarakat di masing –
masing daerah mulai bergerak untuk melawan penjajahan. Mulai dari perjuangan di
daerah Aceh, Makasar, Kalimantan, Maluku, Bali, Jawa, dan daerah lainya yang
ada di Nusantara. Para pahlawan dan rakyat telah banyak mengorbankan tenaga, akan
tetapi banyak yang berguguran di medan perang. Perlawanan tetap terjadi hingga
mampu mengusir para penjajah dari Nusantara.
Terdapat beberapa bukti
peninggalan masa penjajahan yang sampai saat ini masih ada. Contoh bukti
peninggalan masa penjajahan seperti benteng, tempet persembunyian, gudang
senjata, makam dan masih banyak lainnya.
Selain Itu juga
didirikan beberapa monumen dan tugu untuk mengenang para pahlawan yang telah
mengorbankan nyawanya untuk membela
Tanah Air Indonesia, seperti Monumen Pahlawan Nasional atau Monumen Pancasila
Sakti di Lubang Buaya, Tugu Nasional di Surabaya, Tugu Muda di Semarang.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Jelaskan perbedaan antara imperialisme dengan
kolonialisme ?
2.
Jelaskan perjuangan terhadap penjajah di
wilayah Aceh, Makasar, Kalimantan, Maluku, Bali, Jawa, kemukakan faktor
pencetus perjuangannya, hasil yang dicapai, dan faktor kekalahannya ?
3.
Jelaskaan peran seorang dr.snouck
horgroenje dalam penaklukan aceh oleh belanda ?
4.
Jelaskan apa yang dimaksud devida at
impera ?
5.
Sebutkan sistem – sistem yang diterapkan
oleh penajajah dalam menguasai Nusantara ?
6.
Tunjukkan bukti – bukti perjuangan pada
masa itu sebagai simbol penolakan dan perlawanan terhadap penjajah ?
7.
Kaitkan masa perjuangan dengan nilai –
nilai Pancasila, menurut saudara apakah pada masa itu telah ada pelaksanaan
nilai Pancasila? Nilai apa yang dominan ?
8.
Simpulkan faktor – faktor apa yang
menyebabkan kegagalan perjuangan yang terjadi pada masa itu ?
TUJUAN
1.
Mengetahui perbedaan antara imperialisme
dengan kolonialisme.
2.
Mengetahui perjuangan terhadap penjajah
di wilayah Aceh, Makasar, Kalimantan, Maluku, Bali, Jawa, kemukakan faktor
pencetus perjuangannya, hasil yang dicapai, dan faktor kekalahannya.
3.
Mengetahui peran seorang dr.snouck
horgroenje dalam penaklukan aceh oleh belanda.
4.
Mengetahui arti dari devida at impera.
5.
Mengetahui sistem – sistem yang diterapkan oleh penajajah dalam menguasai
Nusantara.
6.
Mengetahui bukti – bukti perjuangan pada
masa itu sebagai simbol penolakan dan perlawanan terhadap penjajah.
7.
Mengetahui kaitan masa perjuangan dengan
nilai – nilai Pancasila. Serta nilai Pancasila yang dominan ada pada mada
perjuangan.
8.
Mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan kegagalan perjuangan yang
terjadi pada masa penjajahan.
METODE
PENILISAN
a.
Pengumpulan Data
Tahap ini adalah tahap pengumpulan data – data. Pada
tahap ini kami mencaroi data dari berbagai sumber seperti inter dan buku – buku
yang nantinya akan dikembangkan.
b.
Identifikasi dan Perumusan
Masalah Pada tahap ini kami mencoba untuk merumuskan
dan mengidentifikasi permasalahan dengan
data yang sudah kami kumpulkan.
c.
Pembahasan
Pada tahap ini kami memulai membahas permasalan dengan
mengacu pada data – data yang sudah ada.
d.
Penyinpulan
Pada tahap penyimpulan kami menyimpulkan seluruh
pembahasan yang sudah kami buat
METODE FOCUS
GROUP DISCUSSION
1.
Terlibat dalam pembuatan moderator Guideline.
Moderator
guideline adalah dokumen yang berisi panduan bagi moderator mengenai topik FGD,
pertanyaan apa yang harus diajukan dan faktor-faktor apa yang ingin didalami (probe)
dalam FGD. Moderator guideline memiliki fungsi yang hampir sama dengan
kuesioner pada metode survei, sehingga perlu dipahami secara mendalam oleh
moderator. Yang paling baik tentu saja Anda sendiri sebagai moderator yang
mengembangkan moderator guideline, namun jika Anda tidak dapat
melakukan hal ini, ikut terlibat dalam pembuatannya adalah syarat minimal.
2.
Membangun rapport dan suasana yang menyenangkan di awal sesi.
FGD
yang optimal diadakan dalam atmosfer santai namun fokus. Jika peserta tertekan
atau merasa tidak nyaman, maka jawaban dan pernyataan yang dikeluarkannya
seringkali bukanlah pernyataan yang sebenarnya. Hal ini tentu membawa bias bagi
kesimpulan yang ditarik. Suasana santai dapat dibangun dengan layout ruangan
yang cozy, dan relaxing music yang diputar sebelum sesi
dimulai. Sedangkan rapport dibangun dengan bincang-bincang santai
antara moderator dan peserta yang datang terlebih dahulu. Jangan pernah
membiarkan peserta datang tanpa disambut dengan hangat, atau peserta akan
menyesal telah memutuskan untuk menghadiri sesi ini.
3.
Latih dan manfaatkan peripheral vision
Jika
anda menatap lurus ke depan fokus pada suatu benda yang berjarak kurang lebih
2-3 meter, perhatikan bahwa yang tertangkap pandangan Anda bukan hanya benda
tersebut. Tanpa menggerakkan bola mata, Anda tetap dapat melihat benda yang
kurang lebih berada di samping kanan atau kiri. Inilah yang disebut
peripheral vision. Saya biasa melatih cara memandang ini untuk mengetahui
bahasa tubuh peserta FGD lain ketika pertanyaan saya ajukan kepada salah satu
peserta. Bahasa tubuh peserta lain yang memberi pesan setuju atau tidak setuju,
perlu kita perhatikan sebagai eksplorasi pendapat pada suatu pokok bahasan.
4.
Mulai dari yang luas, mengerucut kepada yang spesifik.
Setelah
kita mengajukan pertanyaan yang umum, jawaban biasanya masih bersifat lateral
dan sangat bervariasi. Jangan terjebak untuk mendalami setiap respons pada kali
pertama respons tersebut muncul, atau Anda akan merasa terjun terlalu detail
sehingga kehilangan big picture atas pertanyaan tersebut. Biasakan
untuk melakukan listing dengan menuliskan pada secarik kertas atau jika ingin
terlihat luwes, hapalkan saja. Setelah semua alternatif respons keluar, baru
Anda coba untuk mendalami satu per satu.
5.
Lihat juga yang tersirat, bukan hanya yang tersurat.
Isi
respons adalah suatu hal, namun bagaimana cara menyampaikan jawaban tersebut
juga unsur lain yang perlu diperhatikan. Lihat secara lebih dalam apabila muncul
; senyum kecut, tertawa sinis, anggukan yang gamang, atau respons berapi-api
yang tidak wajar. Hal-hal ini memberi sinyal bahwa ada sesuatu di balik jawaban
yang diberikan.
6.
Gunakan Humor untuk mencairkan suasana.
Banyak
keadaan kritis yang bisa dinetralisir dengan humor. Kadang-kadang resistensi
atau keengganan menjawab juga dapat diminimalisir dengan humor. Namun demikian,
selami budaya peserta untuk memastikan bahwa humor Anda bukan yang menyinggung
namun mendekatkan hubungan Anda dan peserta FGD.
7.
Jangan menerima jawaban umum yang normatif.
Save
the best for last. Saya menyimpan tips paling penting di akhir tulisan
ini. sebagai moderator FGD, kualitas analisis kita ditentukan oleh seberapa
spesifik respons yang kita dapatkan. Kita tidak menerima jawaban semacam : “ohh
service di outlet ini bagus kok…” Jika mendapat jawaban seperti itu, indera
moderator Anda harus berdering dan ajukan pertanyaan untuk mendalami jawaban
tersebut seperti ;” bagus seperti apa yang ibu maksud..?”. nah kejelian
Anda untuk mengidentifikasi respons semacam ini perlu selalu diasah. Amati
respons yang memiliki unsur generalisasi, distorsi, atau eliminasi.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kolonialisme
Kolonialisme
berasal dari kata colunus (colonia) yang berarti suatu usaha untuk untuk
mengembangkan kekuasaan suatu negara diluar wilayah negara tersebut.
Kolonialisme pada umumnya bertujuan untuk mencapai dominasi ekonomi atas sumber
daya, manusia, dan perdagangan di suatu wilayah. Wilayah koloni umumnya adalah
daerah-daerah yang kaya akan bahan mentah untuk keperluan negara yang melakukan
kolonialisme.
Pengertian Imperialisme
Imperialisme
adalah usaha memperluas kekuasaan suatu negara untuk menguasai negara lain.
Imperialisme dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu imperialisme kuno dan
imperialisme modern. Imperialisme kuno berlangsung sebelum revolusi industri
dan bertujuan untuk memiliki kekayaan (gold), mencapai kejayaan (glory), dan
menyebarkan agama (gospel). Spanyol dan portugis adalah negara yang menjalankan
imperialisme kuno. Sementara Inggris merupakan negara yang menganut
imperialisme modern.
Perbedaan kolonialisme dan imperialisme
- Kolonialisme bertujuan untuk menguras habis sumber daya alam dari negara yang bersangkutan untuk diangkut ke negara induk.
- Imperialisme bertujuan untuk menanamkan pengaruh pada semua bidang kehidupan negara yang bersangkutan.
2. Perjuangan
di Aceh
Pahlawan nasional, bernama asli Muhammad Saman, lahir pada
tahun 1836 di Cumbok Lamlo, daerah Tiro, Pidie. Teungku Muhammad Saman adalah
putra dari Teungku Syekh Ubaidillah. Sedangkan ibunya bernama Siti Aisyah,
putri Teungku Syekh Abdussalam Muda Tiro. Ia dibesarkan dalam lingkungan agama
yang kuat.
Ketika ia menunaikan ibadah haji di Mekkah, ia memperdalam
lagi ilmu agamanya. Selain itu tidak lupa ia menjumpai pimpinan-pimpinan Islam
yang ada di sana, sehingga ia mulai tahu tentang perjuangan para pemimpin
tersebut dalam berjuang melawan imperialisme dan kolonialisme.
Sesuai dengan ajaran agama yang diyakininya, Muhammad Saman
sanggup berkorban apa saja baik harta benda, kedudukan, maupun nyawanya demi
tegaknya agama dan bangsa. Keyakinan ini dibuktikan dengan kehidupan nyata,
yang kemudian lebih dikenal dengan Perang Sabil.
Sejak kecil ia sudah biasa hidup di lingkungan pesantren dan
bergaul dengan para santri. Setelah belajar ilmu agama pada beberapa ulama
terkenal di Aceh, ia menunaikan ibadah Haji dan memperdalam ilmu agama di
Mekah. Sesudah itu ia menjadi guru agama di Tiro.
Dibesarkan pada saat memburuknya hubungan Aceh dengan
Belanda. Pada tahun 1873 Kompeni mulai memerangi Aceh untuk menaklukkan
kerajaan tersebut dan menempatkannya di bawah kekuasaan Belanda, pasukan
pertama berhasil dipukul mundur. Panglimanya, Mayor Jenderal JHR Kohler, tewas
dalam pertempuran. Sesudah itu, Kompeni mengirimkan pasukan yang lebih besar
dan kuat. Lama-kelamaan pejuang Aceh terdesak.
Daerah Aceh Besar jatuh ke tangan Kompeni dan kekuatan Aceh
mulai lemah. Pada waktu itu, ia muncul memimpin perang dan membentuk Angkatan
Perang Sabil dengan mendapat bantuan golongan hulubalang. Sultan Aceh
mempercayainya sebagai pemimpin perang, dan perjuangan dilakukan atas dasar
agama dan kebangsaan.
Dalam serangan yang dilancarkan bulan Mei 1881, benteng
Belanda di Indrapuri berhasil direbut pasukannya. Kemudian jatuh pula benteng
Lambaro, Ancuk Galang, dan lain-lain. Belanda semakin terdesak, mereka bertahan
saja dalam benteng di Banda Aceh. Tetapi, ke dalam benteng itu pun, ia
mengerahkan pasukan untuk melakukan sabotase.
Pulau Breuh pun mendapat serangan, dari situ ia bermaksud
merebut Banda Aceh. Kompeni jadi kewalahan dan daerah Aceh yang masih mereka
kuasai tidak lebih dari empat kilometer persegi.
Belanda menyadari bahwa sumber semangat Aceh pada waktu itu
ialah Teungku Cik Di Tiro, karena itu Kompeni bermaksud membunuhnya. Mereka berhasil
membujuk seseorang yang bersedia bekerja sama yang diangkat menjadi Kepala
Sagi. Kemudian,orang itu menyuruh seorang wanita memasukkan racun ke dalam
makanan dan diberikannya kepada Cik di Tiro.
Akibatnya Cik di Tiro jatuh sakit dan meninggal dunia di
benteng Ancuk Galang pada bulan Januari 1891. Di Jakarta namanya diabadikan
sebagai nama jalan yang terletak di kawasan Menteng, menggantikan nama Jl.
Mampangweg.
Perjuangan di Makasar
Perlawanan rakyat
Makasar terhadap VOC terjadi pada 1654 – 1655. dipimpin oleh Sultan Hasanuddin.
Penyebab terjadi perlawanan adalah :
1. Belanda
menganggap Makasar sebagai pelabuhan gelap.
2. Belanda
mengadakan blokade ekonomi terhadap Makasar.
3. Sultan
Hasanuddin menolak monopoli perdagangan Belanda di Makasar.
Dalam pertempuran
VOC mengalami kesulitan untuk menundukan Makasar, setiap terdesak Belanda
mengajukan perjanjian damai dengan Makasar, perjanjian damai tersebut
dimanfaatkan oleh Belanda untuk memperkuat pasukannya. Dalam menghadapi
Makasar, Belanda kemudian bersekutu dengan Aru Palaka (Raja Bone), yang
merupakan musuh Sultan Hasanuddin. Akhirnya Belanda berhasil menguasai Makasar
dengan ditandatanganinya perjanjian Bongaya yang sangat merugikan Makasar.
Perjuangan di Kalimantan
Konflik dengan Belanda sebenarnya
sudah mulai sejak Belanda memperoleh hak monopoli dagang di Kesultanan Banjar.
Dengan ikut campurnya Belanda dalam urusan kerajaan, kekalutan makin bertambah.
Pada tahun 1785, Pangeran Nata yang menjadi wali putra makota, mengangkat
dirinya menjadi raja dengan gelar Sultan Tahmidullah II (1785-1808) dan
membunuh semua putra almarhum Sultan Muhammad. Pangeran Amir, satu-satunya
pewaris tahta yang selamat, berhasil melarikan diri lalu mengadakan perlawanan
dengan dukungan pamannya Arung Turawe, tetapi gagal. Pangeran Amir (kakek Pangeran Antasari) akhirnya tertangkap dan dibuang ke Srilangka.
Hal ini terjadi karena Rakyat
tidak senang dengan merajalelanya Belanda yang mengusahakan perkebunan dan pertambangan di Kalimantan
Selatan, Belanda terlalu banyak campur tangan dalam urusan intern kesultanan, Belanda
bermaksud menguasai daerah Kalimantan Selatan karena daerah ini ditemukan
pertambangan batubara. (Karena ditemukan Batubara di
kota Martapura Belanda telah merencanakan untuk memindah ibukota kesultanan ke
kota Negara - bekas ibukota pada zaman Hindu),
Karena Pangeran
Hidayatullah yang seharusnya menjadi Sultan Banjar tidak disetujui oleh
Belanda yang kemudian menganggap Tamjidullah sebagai
sultan yang sebenarnya tidak berhak menjadi sultan. Kemudian setelah Belanda
mencopot Tamjidullah dari kursi sultan, Belanda membubarkan Kesultanan Banjar.
Perjuangan di Maluku
Pada tahun 1605 Belanda mulai memasuki
wilayah Maluku dan berhasil merebut benteng Portugis di Ambon. Praktik monopoli
dengan sistem pelayaran hongi menimbulkan kesengsaran rakyat. Pada tahun 1635
muncul perlawanan rakyat Maluku terhadap VOC di bawah pimpinan Kakiali, Kapten
Hitu. Perlawanan segera meluas ke berbagai daerah. Oleh karena kedudukan VOC
terancam, maka Gubernur Jederal Van Diemen dari Batavia dua kali datang ke
Maluku (1637 dan 1638) untuk menegakkan kekuasaan Kompeni. Untuk mematahkan
perlawanan rakyat Maluku, Kompeni menjanjikan akan memberikan hadiah besar
kepada siapa saja yang dapat membunuh Kakiali. Akhirnya seorang pengkhianat
berhasil membunuh Kakiali.
Dengan gugurnya Kakiali, untuk sementara Belanda berhasil mematahkan perlawanan rakyat Maluku, sebab setelah itu muncul lagi perlawanan sengit dari orang-orang Hitu di bawah pimpinan Telukabesi. Perlawanan ini baru dapat dipadamkan pada tahun 1646. Pada tahun 1650 muncul perlawanan di Ambon yang dipimpin oleh Saidi. Perlawanan meluas ke daerah lain, seperti Seram, Maluku, dan Saparua. Pihak Belanda agak terdesak, kemudian minta bantuan ke Batavia. Pada bulan Juli 1655 bala bantuan datang di bawah pimpinan Vlaming van Oasthoom dan terjadilah pertempuran sengit di Howamohel. Pasukan rakyat terdesak, Saidi tertangkap dan dihukum mati, maka patahlah perlawanan rakyat Maluku.
Sampai akhir abad ke-17 tidak ada lagi
perlawanan menentang VOC. Pada akhir abad ke-18, muncul lagi perlawanan rakyat
Maluku di bawah pimpinan Sultan Jamaluddin, namun segera dapat ditangkap dan
diasingkan ke Sailan (Sri Langka). Menjelang akhir abad ke-18 (1797) muncullah
perlawanan besar rakyat Maluku di bawah pimpinan Sultan Nuku dari Tidore.
Sultan Nuku berhasil merebut kembali Tidore dari tangan VOC. Akan tetapi
setelah Sultan Nuku meninggal (1805), VOC dapat menguasai kembali wilayah
Tidore. Penyerangan ini terjadi karena Rakyat Maluku menolak kehadiran
Belanda karena pengalaman mereka yang menderita dibawah VOC, Pemerintah Belanda
menindas rakyat Maluku dengan diberlakukannya kembali penyerahan wajib dan
kerja wajib, Dikuasainya benteng Duursteide oleh pasukan Belanda
Perjuangan di Bali
Bangkitnya perlawanan Rakyat Bali
terhadap Belanda disebabkan oleh
1. Sebab Umum
Adanya Hak Tawan Karang yaitu suatu ketentuan bahwa setiap kapal yang terdampar diperairan Bali menjadi milik Raja Bali.
1. Sebab Umum
Adanya Hak Tawan Karang yaitu suatu ketentuan bahwa setiap kapal yang terdampar diperairan Bali menjadi milik Raja Bali.
2. Sebab Khusus
Menyangkut tuntutan Belanda terhadap Raja-raja Bali yang ditolak berisi :
1. Hak Tawan Karang dihapuskan.
2. Raja harus memberi perlindungan terhadap pedagang-pedagang Belanda di Bali.
3. Belanda minta diizinkan mengibarkan Bendera di Bali.
Menyangkut tuntutan Belanda terhadap Raja-raja Bali yang ditolak berisi :
1. Hak Tawan Karang dihapuskan.
2. Raja harus memberi perlindungan terhadap pedagang-pedagang Belanda di Bali.
3. Belanda minta diizinkan mengibarkan Bendera di Bali.
Perlawanan Rakyat Bali dipimpin oleh
Patih Gusti Ketut Jelantik dari Kerajaan Buleleng yang didukung oleh
Kerajaan-kerajaan di Bali seperti Kerajaan Badung, Kerajaan Klungkung dan
Kerajaan Buleleng.
Dalam pertempuran melawan Belanda
rakyat Bali mengobarkan Perang Puputan dengan pusat pertahanan di Benteng
Jagaraga. Karena pasukan Belanda menggunakan persenjataan yang lebih lengkap
akhirnya Bali dapat dikuasai oleh Belanda.
Perjuangan di Jawa
Pada tahun
1674 meletuslah pemberontakan rakyat yang dipimpin oleh Trunojoyo, putera
Bupati Madura. Trunojoyo mendapat dukungan dari para pengungsi Makasar yang
dipimpin oleh Karaeng Galesong dan Montemarano.
Trunojoyo
sempat menyerbu ibu kota Mataram di Yogyakarta dan merusak keratonnya yang
mengakibatkan Amangkurat I terdesak dan melarikan diri untuk meminta bantuan
kepada Belanda. Sebelum upayanya untuk mendapatkan bantuan kepada Belanda
tercapai, Amangkurat I dalam perjalanannya terlebih dahulu meninggal dunia di
Tegalwangi (dekat kota Tegal).
Pada tahun
1677, putera mahkota naik tahta sebagai raja Mataram dengan gelar Amangkurat
II. Sebagai imbalan atas bantuannya, Amangkurat II
menandatangani perjanjian yang berisi tentang
pemberian hadiahkepada Belanda berupa bandar di Semarang,
hak perdagangan yang luas, seluruh daerah Jawa Barat di sebelah
selatan Batavia, dan pembayaran semua ongkos perang dengan jaminan
beberapa bandar di pantai utara pulau jawa.
Setelah
Trunojoyo tertangkap dan dijatuhi hukuman mati (tahun
1679), kerajaan Mataram selalu mendapat pengaruh dari pemerintah Hindia
Belanda.
3.
Hrugronje sebagai pakar antropolog yang ahli tentang Islam, bahasa Arab, dan bidang
kebudayaan umumnya serta pemegang
jabatan sebagai penasihat resmi pemerintah penjajah Belanda dalam bidang
bahasa timur dan fikih islam. Ia melakukan hidden mission yaitu
"menaklukan" Aceh yang didukung oleh jaringan intelijen/mata-
mata dari kalangan pribumi. Snouck meneliti ragam bahasa, penduduk, dan
negeri-negeri yang ter-dapat di Indonesia sesuai dengan tugasnya sebagai
penasihat pemerintah Belanda. Ia mencari seluk beluk aceh untuk meruntuhkan
pertahanan Aceh dari akarnya, dengan belajar Islam, datang ke Mekah, dan pura-pura masuk Islam.
Untuk memperoleh pemahaman tentang kebudayaan Aceh,
Snouck Hurgronje melakukan penelitian lapangan dan menghasilkan sebuah karya
etnografi penting.
4. Divide et impera (Politik pecah belah) adalah
kombinasi strategi politik, militer, dan ekonomi yang bertujuan mendapatkan dan
menjaga kekuasaan dengan cara memecah kelompok besar menjadi kelompok-kelompok
kecil yang lebih mudah ditaklukan. Dalam konteks lain, politik pecah belah juga
berarti mencegah kelompok-kelompok kecil untuk bersatu menjadi sebuah kelompok
besar yang lebih kuat.
5. Zaman
Portugis
bangsa
Portugis merupakan bangsa Eropa pertama yang tiba di kepulauan yang sekarang
menjadi Indonesia, dan mencoba untuk menguasai sumber rempah-rempah yang
berharga dan untuk memperluas usaha misionaris Katolik Roma. Upaya pertama
Portugis untuk menguasai kepulauan Indonesia adalah dengan menyambut tawaran
kerjasama dari Kerajaan Sunda.
Zaman Spanyol
berhasil
mencapai Kepulauan Maluku pada tahun 1521 setelah terlebih dahulu singgah di
Filipina disambut baik oleh rakyat Tidore. Bangsa Spanyol dimanfaatkan oleh rakyat
Tidore untuk bersekutu dalam melawan rakyat Ternate.
Zaman Belanda
Tujuan
dari pembentukan VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) adalah sebagai
berikut:
1)
Menguasai
pelabuhan penting.
2)
Menguasai
kerajaan-kerajaan di Indonesia.
3)
Melaksanakan
monopoli perdagangan di Indonesia.
4)
Mengatasi
persaingan antara Belanda dengan pedagang Eropa lainnya.
Zaman
Inggris
Pemerintah Inggris mulai menguasai
Indonesia sejak tahun 1811 pemerintah Inggris mengangkat Thomas Stamford
Raffles (TSR) sebagai Gubernur Jenderal di Indonesia. Ketika TSR berkuasa sejak
17 September 1811
Zaman
Jepang
Romusha adalah panggilan bagi orang
Indonesia yang dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan Jepang di
indonesia dari tahun 1942 hingga 1945. Kebanyakan romusha adalah petani, dan
sejak Oktober 1943 pihak Jepang mewajibkan para petani menjadi romusha. Jumlah
orang-orang yang menjadi romusha tidak diketahui pasti - perkiraan yang ada
bervariasi dari 4 hingga 10 juta.
6. Catalina RI 005 merupakan salah satu
tonggak sejarah perjuangan rakyat Jambi dalam mempertahankan kemerdekaan
Republik Indonesia pada 1948, saat Indonesia kembali dijajah oleh tentara
Belanda yang dikenal dengan Agresi Militer Belanda II. Salah satu bukti nyata
dasyatnya perang Belanda di Aceh adalah Kerkhof. Taman perkuburan Belanda ini
berada di Banda Aceh, daerah Blower, tepatnya dibelakang Museum Tsunami, serta
menyimpan begitu banyak misteri yang masih tanda tanya. Jumlah jenazah
perkuburan Belanda ini diperkirakan sekitar 2.200 jiwa orang dan ini menandakan
bahwa kedasyatan perang Belanda di Aceh begitu luar biasa. Dan ironisnya,
Kerkhof yang ada di Aceh ini, tidak pernah dijumpai di daerah Indonesia
manapun.
BENTENG FORT MALBOROUGH
Dibuat oleh Inggris pada tahun 1714-1741
Benteng dikuasai oleh : Inggris, Belanda, Jepang, Indonesia.
Digunakan sebagai pertahanan dan pusat perdagangan
Merupakan benteng Inggris terbesar di Asia Tenggara
Luas : 2,1 Hektar
Terdiri dari 38 Ruangan
Dibuat dari batu kapur
Dibuat diatas karang pantai sehingga tidak runtuh saat
terjadi gempa
MAKAM PENJAJAH
Makam Thomas Parr (Gubernur)
Makam Charles Murray (Asisten)
Makam Residen Gubernur
Makam tidak diketahui
7.
Zaman
Kutai Pada zaman ini masyarakat kutai yang membukai zaman sejarah Indonesia
pertama kalinya ini menampilkan nilai-nilai sosial politik, dan ketuhanan.
Zaman Sriwijaya Cita-cita tentang kesejahteraan bersama dalam sesuatu negara
telah tercemin pada kerjaan Sriwijaya yang berbunyi yaitu marvuat vanua
criwijaya siddhayara subhika (suatu cita-cita negara yang adil & makmur).
Zaman
Kerajaan-Kerajaan Sebelum Kerajaan Majapahit Pada zaman ini diterapkan antara
lain untuk raja Aiar Langgi sikap tolerensi dalam beragama nilai-nilai
kemanusiaan (hubungan dagang & kerjasama dengan Benggala, Chola, dan
Chompa) serta perhatian kerjahteraan pertanian bagi rakyat dengan dengan
membangun tanggul & waduk.
Zaman Kerajaan
Majapahit Sumpah Palapa / Gadjahmada berisi cita-cita mempersatukan seluruh
Nusantara. Zaman Penjajahan Setelah Majapahit runtuh maka berkembanglah agama
Islam dengan pesat di Indonesia. Bersama dengan itu maka berkembang juga
kerajaan-karajaan Islam seperti kerajaan Demak. Selain itu, berdatangan juga
bangsa-bangsa Eropa di Nusantara. Bangsa asing yang masuk ke Indonesia pada
awalnya berdagang, namun kemudian berubah menjadi praktek penjajahan. Adanya
penjajahan membuat perlawanan dari rakyat Indonesia di berbagai wilayah
Nusantara, namun karena tidak adanya kesatuan dan persatuan di antara mereka
maka perlawanan tersebut seringkali sia-sia.
Kebangkitan
Nasional Pada masa ini banyak berdiri gerakan-gerakan nasional untuk mewujudkan
suatu bangsa yang memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan kekuataannya
sendiri. H. Zaman Penjajahan Jepang Jepang menjanjikan kemerdekaan tanpa syarat
kapada bangsa Indonesia. Bahkan untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari
bangsa Indonesia maka sebagai realisasi janji tersebut maka dibentuklah suatu
badan yang bertugas untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan
Indonesia yaitu Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
8.
faktor-faktor apa yg menyebabkan
kegagalan perjuangan yg terjadi pd masa penjajahan yaitu
1.
Lemah
disiplin (susah diajak maju)
2. lemah kerjasama dan koordinasi
(tidak kompak, inginnya masing-masing menjadi paling menonjol)
3.
budaya
instan
SIMPULAN
Indonesia mulai di jajah sejak tahun
1511 oleh Portugis. Penjajahan di Indonesia mengawali masuknya imperialisme dan
kolonialisme. Para penjajah menerapkan sistem kerja paksa terhadap rakyat
Indonesia. Oleh sebab itu banyak terjadi peperangan di setiap wilayah yang ada
di Indonesia dikarenakan untuk mengusir para penjajah. Seperti perang yang
terjadi di Aceh, Makasar, Kalimantan, Maluku, Bali, dan Jawa.
Terdapat beberapa bukti
peninggalan masa penjajahan yang sampai saat ini masih ada. Contoh bukti
peninggalan masa penjajahan seperti benteng, tempet persembunyian, gudang
senjata, makam dan masih banyak lainnya. Selain Itu juga didirikan beberapa
monumen dan tugu untuk mengenang para pahlawan yang telah mengorbankan
nyawanya untuk membela Tanah Air
Indonesia
0 comments:
Post a Comment