Sunday, January 19, 2014

Berikut merupakan program untuk mencari nilai terkecil (minimum) dan terbesar (maximum) dalam bahasa C



#include <stdio.h>
#include <conio.h>

int maximum (int, int, int, int, int, int);
int minimum (int, int, int, int, int, int);

int main()
{
    int a, b, c, d, e, f;
    printf("Masukkan 6 angka : ");
    scanf("%d %d %d %d %d %d", &a, &b, &c, &d, &e, &f);
    printf("maximum : %d\n", maximum(a, b, c, d, e, f));
    printf("minimum : %d\n", minimum(a, b, c, d, e, f));
   
   getch();
}

int maximum (int a, int b, int c, int d, int e, int f)
{
    int max = a;
    if (b > max)
        max = b;
    if (c > max)
        max = c;
    if (d > max)
        max = d;
    if (e > max)
        max = e;
    if(f > max)
        max = f;
   
    return max;
}
int minimum (int a, int b, int c, int d, int e, int f)
{
    int min = a;
    if (b < min)
        min = b;
    if (c < min)
        min = c;
    if (d < min)
        min = d;
    if (e < min)
        min = e;
    if (f < min)
        min = f;
   
    return min;
}

Friday, January 17, 2014



PANCASILA PADA JAMAN KERAJAAN
 
PENDAHULUAN
Secara arti kata, Pancasila mengandung arti: panca yang berarti “lima” dan sila yang berarti “dasar”.  Dengan demikian pancasila artinya lima dasar. Pengertian Pancasila kami petik dari sejarah yang diambil pada bahasa sansekerta. Pancasila adalah dasar filsafat negara republik Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II no. 7 bersama-sama dengan batang tubuh UUD 1945. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
Ternyata, wujud nilai pancasila sudah ada pada saat jaman kerajaan terbukti dengan adanya, persatuan dan kesatuan antar umat beragama.  Pancasila adalah dasar  pembentukan suatu bangsa dan juga berfungsi untuk menunjukkan karakteristik suatu bangsa. Kita dituntut untuk bisa menerapkan nilai pancasila dalam kehidupan sehari – hari  dan mengetahui sejarah pancasila di masa kerajaan, dan wujud nilai pancasila yang terdapat pada masa kerajaan. Kita menjadi tahu hak dan kewajiban kita sebagai warga negara yang akhirnya membuat kita jadi mengerti peran dan penempatan diri kita sebagai bagian dari suatu negara. Ketika kita semua sudah tahu dan mengerti kewajiban yang harus dilakukan dan hak yang didapatkan, maka kita bisa menjalankannya dengan sesuai peraturan ataupun menuntut hak – hak yang mungkin belum terpenuhi sebagai warga negara. Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama satu sama lain. Bangsa Indonesia menjadikan Pancasila  sebagai landasan ideologi yang berjiwa persatuan dan kesatuan wilayah dengan tetap menghargai serta menghormati ke-Bhinneka Tunggal Ika-an (persatuan dalam perbedaan) untuk setiap aspek kehidupan nasional guna mencapai tujuan nasional. Artinya, sudah menjadi hal yang tidak dapat ditampikkan lagi  bahwa masyarakat Indonesia itu jamak, plural, dan daerah yang beragam, terdiri dari berbagai macam suku, bahasa, adat-istiadat dan kebiasaan, agama, kepercayaan  kekayaan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.


RUMUSAN MASALAH
1.   Ceritakan secara ringkas tentang sejarah kerajaan Kutai dan tunjukkan bukti bahwa kerajaan tersebut telah menerapkan nilai – nilai Pancasila ? Nilai Pancasila apa yang dominan terjadi pada masa kerajaan tersebut ?
2.   Ceritakan secara ringkas tentang sejarah kerajaan Sriwijaya dan tunjukkan bukti bahwa kerajaan tersebut telah menerapkan nilai – nilai Pancasila ? Nilai Pancasila apa yang dominan terjadi pada masa kerajaan tersebut ?
3.   Jelaskan tentang sistem pemerintahan kerajaan Sriwijaya dan  kerajaan Majapahit ! Apa perbedaan kedua sistem pemerintahan tersebut dan kaitan serta bandingkan dengan sistem pemerintahan pada masa sekarang ini di Indonesia ?
4.   Tunjukkan bukti – bukti secara kongkrit bahwa masa kerajaan menjadi suatu bukti segala aspek nilai Pancasila, lambang atau atribut Negara dijiwai dari masa tersebut ?
5.   Kerajaan Mataram menjadi salah satu pilar terakhir era emas masa – masa kerajaan di Nusantara, jelaskan faktor – faktor yang menyebabkan runtuhnya kerajaan Mataram ?
6.   Jelaskan artian secara luas makna semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang juga lahir pada masa – masa kerajaan ?
7.   Jelaskan tentang lambing Negara kita dan tokoh pencetusannya serta awal penggunaanya sebagai lambang Negara ?
8.   Dengan membahas beberapa arahan di atas, bagaimanakah pendapat anda terhadap pernyataan yang menyatakan bahwa “masa kerajaan mejadi suatu harta khasanah Bangsa yang tak ternilai harganya” ?
TUJUAN
1.   Mengetahui secara ringkas tentang sejarah kerajaan Kutai dan bukti bahwa kerajaan tersebut telah menerapkan nilai – nilai Pancasila, serta nilai Pancasila yang dominan terjadi pada masa kerajaan tersebut
2.   Mengetahui secara ringkas tentang sejarah kerajaan Sriwijaya dan bukti bahwa kerajaan tersebut telah menerapkan nilai – nilai Pancasila, serta nilai Pancasila yang dominan terjadi pada masa kerajaan tersebut
3.   Mengetahui tentang sistem pemerintahan kerajaan Sriwijaya dan  kerajaan Majapahit. Serta perbedaan kedua sistem pemerintahan tersebut dan kaitan serta bandingkan dengan sistem pemerintahan pada masa sekarang ini di Indonesia
4.   Mengetahui bukti – bukti secara kongkrit bahwa masa kerajaan menjadi suatu bukti segala aspek nilai Pancasila, lambang atau atribut Negara dijiwai dari masa tersebut
5.   Mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan runtuhnya kerajaan Mataram
6.   Mengetahui artian secara luas makna semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang juga lahir pada masa – masa kerajaan
7.   Mengetahui tentang lambang Negara kita dan tokoh pencetusannya serta awal penggunaanya sebagai lambang Negara
8.   Dapat mengartikan  “masa kerajaan mejadi suatu harta khasanah Bangsa yang tak ternilai harganya”

PEMBAHASAN
1.      Kerajaan Kutai
Letak :
Kerajaan Kutai adalah kerajaan tertua bercorak Hindu di Nusantara dan seluruh Asia Tenggara. Kerajaan Kutai terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur tepatnya di hulu sungai mahakam.
Sumber Sejarah :
Informasi yang ada diperoleh dari Yupa / Tugu dalam upacara pengorbanan yang berasal dari abad ke-4. Ada tujuh buah yupa yang menjadi sumber utama bagi para ahli dalam menginterpretasikan sejarah Kerajaan Kutai.
Pemerintahan dan Kehidupan Masyarakat :
Raja pertama kerajaan Kutai adalah Kudungga. Raja Kudungga memiliki seorang anak yang bernama Aswawarman. Kemudian Aswawarman memiliki 3 anak, salah satunya Mulawarman. Pada masa pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur.
Nilai Pancasila yang terdapat pada kerajaan Kutai:
1)      Nilai Ketuhanan : Memeluk agama Hindu
2)      Nilai Persatuan : Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur.
3)      Nilai Kerakyatan : Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur.
4)      Nilai Sosial          : Memberikan 20.000 ekor sapi kepada Brahmana
Nilai Pancasila yang menonjol yaitu :
1)      Nilai Persatuan : Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur.
2)      Nilai Sosial          : Memberikan 20.000 ekor sapi kepada Brahmana
2.      Kerajaan Sriwijaya
Letak :
Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan Melayu kuno di pulau Sumatra yang banyak berpengaruh di kepulauan Melayu. Diperkirakan pusat kerajaan Sriwijaya di daerah lembah sungai Batanghari, Jambi.
Sumber Sejarah :
1)      Prasasti Kedukan Bukit tanggal 16 Juni 682 Masehi di Palembang.
2)      Prasasti Talang Tuo tanggal 23 Maret 684 Masehi di Palembang.
3)      Prasasti Karang Birahi abad ke-7 Masehi di Jambi.
4)      Prasasti Kota Kapur tanggal 28 Februari 686 Masehi di Pulau Bangka
5)      Prasasti Telaga Batu abad ke-7 Masehi di Palembang.
Pemerintahan:
Menurut Prasasti Kedukan Bukit, kekaisaran Sriwijaya didirikan oleh Dapunta Hyang Çri Yacanaca (Dapunta Hyang Sri Jayanasa). Ia memimpin 20.000 tentara (terutama tentara darat dan beberapa ratus kapal) dari Minanga Tamwan ke Palembang, Jambi, dan Bengkulu. Kerajaan ini adalah pusat perdagangan dan merupakan negara maritim. Negara ini tidak memperluas kekuasaannya diluar wilayah kepulauan Asia Tenggara.
Pengaruh budaya:
Kerajaan Sriwijaya banyak dipengaruhi budaya India, pertama oleh budaya agama Hindu dan kemudian diikuti pula oleh agama Buddha. Agama Buddha diperkenalkan di Srivijaya pada tahun 425 Masehi. Sriwijaya merupakan pusat terpenting agama Buddha Mahayana. Pada masa yang sama, agama Islam memasuki Sumatra melalui Aceh yang telah tersebar melalui hubungan dengan pedagang Arab dan India.
Masa Kejayaan:
Kerajaan Sriwijaya mengalami masa kejayaan di bawah kepemimpinan Balaputradewa.
Faktor yang mendukung kebesaran Kerajaan Sriwijaya:
1)      Letak Strategis
2)      Runtuhnya kerajaan Funan
3)      Memiliki Armada laut yang kuat
4)      Menguasai daerah – daerah strategis
5)      Melimpahnya hasil bumi
6)      Pusat pendidikan agama Buddha di Asia Tenggara.
Keruntuhan Sriwijaya:
1)      Beberapa wilayah kerajaan Sriwijaya ingin melepaskan diri.
2)      Mundurnya perekonomian perdagangan.
3)      Baanyaknya serangan terhadap Sriwijaya.
Nilai Pancasila yang terdapat pada kerajaan Sriwijaya:
1)      Nilai Ketuhanan          : Pusat pendidikan agama Buddha di Asia Tenggara.
2)      Nilai Kemanusiaan      : Bersifat terbuka terhadap budaya asing yang masuk.
3)      Nilai Persatuan            : Wilayahnya tersebar di daerah Asia Tenggara.
4)      Nilai kerakyatan          : Rakyat kerajaan Sriwijaya makmur
Nilai Pancasila yang dominan yaitu :
1)      Nilai Ketuhanan          : Pusat pendidikan agama Buddha di Asia Tenggara.
2)      Nilai Kemanusiaan      : Bersifat terbuka terhadap budaya asing yang masuk.
3.      Perbedaan Sistem pemerintahan kerajaan Sriwijaya dengan Kerajaan Majapahit
·         Kerajaan Sriwijaya
Masyarakat Sriwjaya sangat majemuk, dan mengenal stratatifikasi sosial.Pembentukan satu negara kesatuan dalam dimensi struktur otoritas politik Sriwijaya, dapat dilacak dari beberapa prasasti yang mengandung informasi penting tentang kadātuan, vanua, samaryyāda, mandala dan bhūmi.Kadātuan dapat bermakna kawasan dātu, (tnah rumah) tempat tinggal bini hāji, tempat disimpan mas dan hasil cukai (drawy) sebagai kawasan yang mesti dijaga. Kadātuan ini dikelilingi oleh vanua, yang dapat dianggap sebagai kawasan kota dari Sriwijaya yang di dalamnya terdapat vihara untuk tempat beribadah bagi masyarakatnya. Kadātuan dan vanua ini merupakan satu kawasan inti bagi Sriwijaya itu sendiri. Menurut Casparis, samaryyāda merupakan kawasan yang berbatasan dengan vanua, yang terhubung dengan jalan khusus (samaryyāda-patha) yang dapat bermaksud kawasan pedalaman. Sedangkan mandala merupakan suatu kawasan otonom dari bhūmi yang berada dalam pengaruh kekuasaan kadātuan Sriwijaya.
·         Kerajaan Majapahit
Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, dan tampaknya struktur dan birokrasi tersebut tidak banyak berubah selama perkembangan sejarahnya.Raja dianggap sebagai penjelmaan dewa di dunia dan ia memegang otoritas politik tertinggi.
Aparat birokrasi :
Raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi dalam melaksanakan pemerintahan, dengan para putra dan kerabat dekat raja memiliki kedudukan tinggi. Perintah raja biasanya diturunkan kepada pejabat-pejabat di bawahnya, antara lain yaitu:
1)   Rakryan Mahamantri Katrini, biasanya dijabat putra-putra raja
2)   Rakryan Mantri ri Pakira-kiran, dewan menteri yang melaksanakan pemerintahan
3)   Dharmmadhyaksa, para pejabat hukum keagamaan
4)   Dharmma-upapatti, para pejabat keagamaan
Dalam Rakryan Mantri ri Pakira-kiran terdapat seorang pejabat yang terpenting yaitu Rakryan Mapatih atau Patih Hamangkubhumi. Pejabat ini dapat dikatakan sebagai perdana menteri yang bersama-sama raja dapat ikut melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan. Selain itu, terdapat pula semacam dewan pertimbangan kerajaan yang anggotanya para sanak saudara raja, yang disebut Bhattara Saptaprabhu
Persamaan sistem pemerintahan zaman kerajaan dengan zaman sekarang :
·         Kerajaan Majapahit sistem pemerintahan birokrasi sama dengan sekarang yang kita kenal dengan sistem pemeritahan Predensial
·         Kerajaan Sriwijaya sistem pemerintahan kedatukan sama dengan sekarang yang kita kenal dengan sistem pemeritahan dimana seperti pejabat-pejabat di kabupaten.
4.      bukti konkrit pada zaman kerajaan telah menerapkan nilai pancasila adalah dengan adanya sistem pemerintahan,adanya aturan-aturan yang ditetapkan adanya kepedulian antar sesama,adanya agama dan dan struktur masyarakat,adanya peradaaban,adanya budaya gotong royong.dan yang lebih konkrit adalah adanya candi – candi dan arca – arca  peninggalan pada zaman kerajaan.
5.      Runtuhnya kerajaan Mataram
Pertama disebabkan oleh letusan gunung Merapi . pada tahun 1006 Masehi yang bersifat eksplosif (Ledakan besar/Plinian) sehingga mampu menghancurkan kerajaan Mataram Hindu Kuno. letusan tersebut juga mampu melongsorkan tubuh Merapi sehingga sebagian tubuh Merapi tersebut lengser dan membentuk perbukitan Gendol/gunung Gendol atau Bukit Wukir. Sehingga mengubur candi-candi yang ada disekitar Merapi. Peristiwa tersebut diinterpretasikan sebagai Mahapralaya atau Pralaya yang berarti ’Kehancuran Besar’ dalam menaksir pembacaan pada prasasti Rukam dan kitab Negara Kertagama. Kedua, runtuhnya kerajaan Mataram disebabkan oleh krisis politik yang terjadi tahun 927-929 M. Ketiga, runtuhnya kerajaan dan perpindahan letak kerajaan dikarenakan pertimbangan ekonomi.
Di Jawa Tengah daerahnya kurang subur, jarang terdapat sungai besar dan
tidak terdapatnya pelabuhan strategis. Sementara di Jawa Timur, apalagi di
pantai selatan Bali merupakan jalur yang strategis untuk perdagangan, dan
dekat dengan daerah sumber penghasil komoditi perdagangan.
6.      Artian luas semboyan Bhineka Tunggal Ika walaupun di Indonesia terdapat banyak perbedaan suku, budaya (adat istiadat), beda pulau, dan agama/kepercayaan terhadap Tuhan, tetapi tetap tumbuh rasa persatuan dan kesatuan, menuju tujuan yang satu bangsa dan negara Indonesia.
7.            Burung garuda merupakan mitos dalam mitologi Hindu dan Budha. Garuda dalam mitos digambarkan sebagai makhluk separuh burung (sayap, paruh, cakar) dan separuh manusia (tangan dan kaki). Lambang garuda diambil dari penggambaran kendaraan Batara Wisnu yakni garudeya. Garudeya itu sendiri dapat kita temui pada salah satu pahatan di Candi Kidal yang terletak di Kabupaten Malang tepatnya: Desa Rejokidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
      Garuda sebagai lambang negara menggambarkan kekuatan dan kekuasaan dan warna emas melambangkan kejayaan, karena peran garuda dalam cerita pewayangan Mahabharata dan Ramayana. Posisi kepala garuda menengok lurus ke kanan.
      Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945), antara lain:
Jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17
Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8
Jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19
Jumlah bulu di leher berjumlah 45
Perisai
Perisai merupakan lambang pertahanan negara Indonesia. Gambar perisai tersebut dibagi menjadi lima bagian: bagian latar belakang dibagi menjadi empat dengan warna merah putih berselang seling (warna merah-putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia, merah berarti berani dan putih berarti suci), dan sebuah perisai kecil miniatur dari perisai yang besar berwarna hitam berada tepat di tengah-tengah. Garis lurus horizontal yang membagi perisai tersebut menggambarkan garis khatulistiwa yang tepat melintasi Indonesia di tengah-tengah.
Emblem
Setiap gambar emblem yang terdapat pada perisai berhubungan dengan simbol dari sila Pancasila.
Bintang Tunggal
Sila ke-1: Ketuhanan Yang Maha Esa. Perisai hitam dengan sebuah bintang emas berkepala lima menggambarkan agama-agama besar di Indonesia, Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan juga ideologi sekuler sosialisme.
Rantai Emas
Sila ke-2: Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab. Rantai yang disusun atas gelang-gelang kecil ini menandakan hubungan manusia satu dengan yang lainnya yang saling membantu. Gelang yang lingkaran menggambarkan wanita, gelang yang persegi menggambarkan pria.

Pohon Beringin
Sila ke-3: Persatuan Indonesia. Pohon beringin (Ficus benjamina) adalah sebuah pohon Indonesia yang berakar tunjang – sebuah akar tunggal panjang yang menunjang pohon yang besar tersebut dengan bertumbuh sangat dalam ke dalam tanah. Ini menggambarkan kesatuan Indonesia. Pohon ini juga memiliki banyak akar yang menggelantung dari ranting-rantingnya. Hal ini menggambarkan Indonesia sebagai negara kesatuan namun memiliki berbagai akar budaya yang berbeda-beda.
Kepala Banteng
Sila ke-4: Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Binatang banteng (Latin: Bos javanicus) atau lembu liar adalah binatang sosial, sama halnya dengan manusia cetusan Presiden Soekarno dimana pengambilan keputusan yang dilakukan bersama (musyawarah), gotong royong, dan kekeluargaan merupakan nilai-nilai khas bangsa Indonesia.
Padi Kapas
Sila ke-5: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas (yang menggambarkan sandang dan pangan) merupakan kebutuhan pokok setiap masyarakat Indonesia tanpa melihat status maupun kedudukannya. Hal ini menggambarkan persamaan sosial dimana tidak adanya kesenjangan sosial satu dengan yang lainnya, namun hal ini bukan berarti bahwa negara Indonesia memakai ideologi komunisme.
Motto
Pita yang dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan negara Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Bhinneka Tunggal Ika berasal dari kalimat bahasa Jawa Kuno karangan Mpu Tantular yang berarti “Walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu” yang menggambarkan keadaan bangsa Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam suku, budaya, adat-istiadat, kepercayaan, namun tetap adalah satu bangsa, bahasa, dan tanah air.
Lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Lambang negara Indonesia berbentuk burung Garuda yang kepalanya menoleh ke sebelah kanan (dari sudut pandang Garuda), perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu” ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, yang kemudian disempurnakan oleh Presiden Soekarno, dan diresmikan pemakaiannya sebagai lambang negara pertama kali pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat tanggal 11 Februari 1950.
8.      Masa kerajaan menjadi suatu harta khasanah Bangsa yang tak ternilai harganya karena sejak jaman kerajaan sudah terdapat nilai – nilai Pancasila yang sangat melekat pada Bangsa Indonesia, bahkan hingga saat ini.

KESIMPULAN
Lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Lambang negara Indonesia berbentuk burung Garuda yang kepalanya menoleh ke sebelah kanan (dari sudut pandang Garuda), perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu” ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. Artian luas semboyan Bhineka Tunggal Ika walaupun di Indonesia terdapat banyak perbedaan suku, budaya (adat istiadat), beda pulau, dan agama/kepercayaan terhadap Tuhan, tetapi tetap tumbuh rasa persatuan dan kesatuan, menuju tujuan yang satu bangsa dan negara Indonesia.
 Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, yang kemudian disempurnakan oleh Presiden Soekarno, dan diresmikan pemakaiannya sebagai lambang negara pertama kali pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat tanggal 11 Februari 1950.
Sejak masa kerajaan sudah terdapat nilai – nilai Pancasila. Masa kerajaan menjadi suatu harta khasanah Bangsa yang tak ternilai harganya karena sejak jaman kerajaan sudah terdapat nilai – nilai Pancasila yang sangat melekat pada Bangsa Indonesia, bahkan hingga saat ini. Beberapa bukti bahwa Pancasila telah ada sejak jaman kerajaan yaitu pada kerajaan Kutai terdapat beberapa nilai Pancasila seperti:
1)      Nilai Ketuhanan          : Memeluk agama Hindu
2)      Nilai Persatuan            :Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan   Timur.
3)      Nilai Kerakyatan         : Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur.
4)      Nilai Sosial                  : Memberikan 20.000 ekor sapi kepada Brahmana
Pada kerajaan Sriwijaya terdapat beberapa nilai Pancasila seperti :
1)      Nilai Ketuhanan          : Pusat pendidikan agama Buddha di Asia Tenggara.
2)      Nilai Kemanusiaan      : Bersifat terbuka terhadap budaya asing yang masuk.
3)      Nilai Persatuan            : Wilayahnya tersebar di daerah Asia Tenggara.
4)      Nilai kerakyatan          : Rakyat kerajaan Sriwijaya makmur.
Dan masih banyak kerajaan – kerajaan yang memiliki nilai Pancasila di Nusantara.

DAFTAR PUSTAKA