Tuesday, April 8, 2014





MASA PERGERAKAN NASIONAL SETELAH 1908

PENDAHULUAN
      Perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah tidak hanya sebelum tahun 1908, namun setelah tahun 1908 masih dilakukan perjuangan untuk mempersiapkan kemerdekaan. Perjuangan setelah tahun 1908 diawali dengan pendirian organisasi modern pertama dikalangan bangsa Indonesia diberi nama Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Awal berdirinya Budi Utomo yang dipandang sebagai hari Kebangkitan Nasional Indonesia dan didalam sejarah pergerakannasional disebut sebagai Angkatan Perintis. Setelah itu, mulailah muncul organisasi-organisasi pergerakan nasional lainnya
      Kemudian terjadi peristiwa Sumpah Pemuda. Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.
      Kemudian terjadi peristiwa Rengasdengklok. Pada tanggal 15 Agustus 1945 malam,  para pemuda mengadakan rapat kilat. Keputusan rapat adalah segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 16 Agustus 1945, karena Jepang telah kalah oleh tentara Sekutu. Golongan pemuda mengutus Darwis dan Wikana untuk menemui Bung Karno dan Bung Hatta untuk menyampaikan hasil rapat golongan pemuda. Tetapi Bung Karno dan Bung Hatta menolak permintaan tersebut. Mereka berpendapat bahwa proklamasi kemerdekaan harus benar-benar dipersiapkan dengan matang, tetapi para pemuda menginginkan proklamasi dilakukan sesegera mungkin. Terjadilah ketegangan antara golongan pemuda dan golongan tua.
      Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, terutama gangguan dari pihak Jepang, maka pada tanggal 16 Agustus 1945 tiga tokoh pemuda terdiri dari : Soekarni, Yusuf Kunto dan Singgih membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok Jawa Barat.
      Di Rengasdengklok, para pemuda mendesak Bung Karno dan Bung Hatta agar segera melaksanakan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada sore hari tanggal 16 Agustus 1945, Mr. Ahmad Soebardjo datang untuk menengahi pertentangan antara pemuda dan Bung Karno dan Bung Hatta. Setelah para tokoh mencapai musyawarah, mereka memutuskan untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.
RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana awal kemunculan organisasi – organisasi kepemudaan di Tanah Air ?
2.      Apa perbedaan tipe –tipe perjuangan sebelum tahun 1908 dan setelah tahun 1908 ?
3.      Peristiwa penting apa yang terjadi tahun 1908 ? Dan apa makna peristiwa tersebut bagi bangsa Indonesia dan kaitan dengan nilai – nilai Pancasila ?
4.      Apa latar belakang peristiwa Rengas Dengklok dan makna apa yang terkandung dari pristiwa tersebut ?
5.      Pada tahun 1945 hal -  hal penting apa yang terjadi dalam tonggak sejarah dari bangsa Indonesia ?
6.      Bagaimana jalannya sidang BPUPKI dan PPKI serta bagaimana hasilnya ?
7.      Bagaimana isi pemikiran dari Moh. Yamin, DR. Soepomo dan Ir. Soekarno dalam hal penentuan Ideologi bangsa ?
8.      Apakah pembukaan UUD bisa diganti ? Siapa yang dapat menggantinya ? Apa konsekuensi dari penggantian pembukaan UUD ?

TUJUAN
1.      Mengetahui awal kemunculan organisasi – organisasi kepemudaan di Tanah Air.
2.      Mengetahui perbedaan tipe –tipe perjuangan sebelum tahun 1908 dan setelah tahun 1908.
3.      Mengetahui peristiwa penting yang terjadi tahun 1908 serta makna peristiwa tersebut bagi bangsa Indonesia dan kaitan dengan nilai – nilai Pancasila.
4.      Mengetahui latar belakang peristiwa Rengas Dengklok dan makna yang terkandung dari pristiwa tersebut.
5.      Mengetahui hal -  hal penting  yang terjadi pada tahun 1945  dalam tonggak sejarah dari bangsa Indonesia.
6.      Mengetahui jalannya sidang BPUPKI dan PPKI serta hasilnya.
7.      Mengetahui isi pemikiran dari Moh. Yamin, DR. Soepomo dan Ir. Soekarno dalam hal penentuan Ideologi bangsa.
8.      Mengetahui tentang penggantian pembukaan UUD dan konsekuensi dari penggantian pembukaan UUD.

METODE PENILISAN
a.       Pengumpulan Data
Tahap ini adalah tahap pengumpulan data – data. Pada tahap ini kami mencaroi data dari berbagai sumber seperti inter dan buku – buku yang nantinya akan dikembangkan.
b.      Identifikasi dan Perumusan
Masalah Pada tahap ini kami mencoba untuk merumuskan dan mengidentifikasi  permasalahan dengan data yang sudah kami kumpulkan.
c.       Pembahasan
Pada tahap ini kami memulai membahas permasalan dengan mengacu pada data – data yang sudah ada.
d.      Penyinpulan
Pada tahap penyimpulan kami menyimpulkan seluruh pembahasan yang sudah kami buat

METODE FOCUS GROUP DISCUSSION
1. Terlibat dalam pembuatan moderator Guideline.
Moderator guideline adalah dokumen yang berisi panduan bagi moderator mengenai topik FGD, pertanyaan apa yang harus diajukan dan faktor-faktor apa yang ingin didalami (probe) dalam FGD. Moderator guideline memiliki fungsi yang hampir sama dengan kuesioner pada metode survei, sehingga perlu dipahami secara mendalam oleh moderator. Yang paling baik tentu saja Anda sendiri sebagai moderator yang mengembangkan moderator guideline, namun jika Anda tidak dapat melakukan hal ini, ikut terlibat dalam pembuatannya adalah syarat minimal.
2. Membangun rapport dan suasana yang menyenangkan di awal sesi.
FGD yang optimal diadakan dalam atmosfer santai namun fokus. Jika peserta tertekan atau merasa tidak nyaman, maka jawaban dan pernyataan yang dikeluarkannya seringkali bukanlah pernyataan yang sebenarnya. Hal ini tentu membawa bias bagi kesimpulan yang ditarik. Suasana santai dapat dibangun dengan layout ruangan yang cozy, dan relaxing music yang diputar sebelum sesi dimulai. Sedangkan rapport dibangun dengan bincang-bincang santai antara moderator dan peserta yang datang terlebih dahulu. Jangan pernah membiarkan peserta datang tanpa disambut dengan hangat, atau peserta akan menyesal telah memutuskan untuk menghadiri sesi ini.
3. Latih dan manfaatkan peripheral vision
Jika anda menatap lurus ke depan fokus pada suatu benda yang berjarak kurang lebih 2-3 meter, perhatikan bahwa yang tertangkap pandangan Anda bukan hanya benda tersebut. Tanpa menggerakkan bola mata, Anda tetap dapat melihat benda yang kurang lebih berada di samping kanan atau kiri. Inilah yang disebut peripheral vision. Saya biasa melatih cara memandang ini untuk mengetahui bahasa tubuh peserta FGD lain ketika pertanyaan saya ajukan kepada salah satu peserta. Bahasa tubuh peserta lain yang memberi pesan setuju atau tidak setuju, perlu kita perhatikan sebagai eksplorasi pendapat pada suatu pokok bahasan.
4. Mulai dari yang luas, mengerucut kepada yang spesifik.
Setelah kita mengajukan pertanyaan yang umum, jawaban biasanya masih bersifat lateral dan sangat bervariasi. Jangan terjebak untuk mendalami setiap respons pada kali pertama respons tersebut muncul, atau Anda akan merasa terjun terlalu detail sehingga kehilangan big picture atas pertanyaan tersebut. Biasakan untuk melakukan listing dengan menuliskan pada secarik kertas atau jika ingin terlihat luwes, hapalkan saja. Setelah semua alternatif respons keluar, baru Anda coba untuk mendalami satu per satu.
5. Lihat juga yang tersirat, bukan hanya yang tersurat.
Isi respons adalah suatu hal, namun bagaimana cara menyampaikan jawaban tersebut juga unsur lain yang perlu diperhatikan. Lihat secara lebih dalam apabila muncul ; senyum kecut, tertawa sinis, anggukan yang gamang, atau respons berapi-api yang tidak wajar. Hal-hal ini memberi sinyal bahwa ada sesuatu di balik jawaban yang diberikan.
6. Gunakan Humor untuk mencairkan suasana.
Banyak keadaan kritis yang bisa dinetralisir dengan humor. Kadang-kadang resistensi atau keengganan menjawab juga dapat diminimalisir dengan humor. Namun demikian, selami budaya peserta untuk memastikan bahwa humor Anda bukan yang menyinggung namun mendekatkan hubungan Anda dan peserta FGD.
7. Jangan menerima jawaban umum yang normatif.
Save the best for last. Saya menyimpan tips paling penting di akhir tulisan ini. sebagai moderator FGD, kualitas analisis kita ditentukan oleh seberapa spesifik respons yang kita dapatkan. Kita tidak menerima jawaban semacam : “ohh service di outlet ini bagus kok…” Jika mendapat jawaban seperti itu, indera moderator Anda harus berdering dan ajukan pertanyaan untuk mendalami jawaban tersebut seperti ;” bagus seperti apa yang ibu maksud..?”. nah kejelian Anda untuk mengidentifikasi respons semacam ini perlu selalu diasah. Amati respons yang memiliki unsur generalisasi, distorsi, atau eliminasi.

PEMBAHASAN
1.      Awal kemunculan organisasi – organisasi kepemudaan di Tanah Air
Dengan kesadaran bahwa kolonialisme Belanda dapat dikalahkan dengan memajukan bagsaindonesia, yang dilakukan dengan menggunakan organisasi moderen, mulailah para pemudakhususnya para pelajar mengorganisasi diri dalam berbagai bidang demi kemajuan bangsa.Akhirnya pada tanggal 20 Mei 1908 dibentuklah organisasi modern pertama dikalangan bangsa Indonesia diberi nama Budi Utomo. Inilah awal berdirinya Budi Utomo yang dipandang sebagai hari Kebangkitan Nasional Indonesia dan didalam sejarah pergerakannasional disebut sebagai Angkatan Perintis. Setelah itu, mulailah muncul organisasi-organisasi pergerakan nasional lainnya.Budi Utomo didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 oleh para pelajar STOVIA,diantaranya Sutomo, Gunawan, Gumbrek dan lain-lain untuk melaksanakan gagasan dancita-cita dr. Wahidin Sudirohusodo yang ingin mendirikan perkumpulan untuk membantumemberikan bea siswa kepada para pelajar bumiputra. Setelah Budi Utomo berdiri denganketua terpilihnya Tirtokusumo ( Bupati Karang Anyar), tujuannya menjadi lebih luas dariapa yang menjadi gagasan dr. Wahidin, yaitu membantu mencapai kemajuan tanah air yangharmonis di Jawa dan Madura, dengan program utamanya mengusahakan perbaikan pendidikan dan pengajaran.
Walaupun pada mulanya Budi Utomo didirikan tidak sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang politik, namun dalam perkembangan selanjutnya ia didorong untuk terjun kelapangan politik.Budi Utomo yang pada mulanya didirikan dan beranggotakan para pelajar, pada perkembangan, selanjutnya anggotanya kebanyakan berasal dari kalangan priyayi dan pegawai negeri. Dengan keadaan yang demikian itu, gerakan Budi Utomo cenderung untuk memajukan pendidikan golongan priyayi dari pada pendidikan pribumi pada umumnya.Dengan semakin menonjolnya pengaruh golongan priyayi yang lebih mengutamakan jabatannya, akhirnya pada pelajar yang merasa kecewa terhadap sikap Budi Utomo ke luar dari organisasi dan bergabung dengan organisasi pergerakan nasional lainnya yang munculkemudian.  Sarikat Islam (SI) didirikan pada tahun 1911 di Solo oleh Haji Samanhudi bersama-samadengan Mas Tirtoadisuryo. Perkumpulan tersebut pada mulanya bernama Sarikat DagangIslam dengan tujuan untuk memajukan perdagangan, melawn monopoli Cina danmemajukan Agama Islam. Kemudian atas usul seorang pelajar Indonesia yang bekerja dikantor dagang di Surabaya, yaitu Umar Said Tjokroaminoto, keanggotaan diperluas tidak hanya terbatas kepada golongan pedagang saja, sehingga kata-kata dagang dalam namaorganisasi dihapus. Pada tahun 1912 organisasi tersebut namanya resmi menjadi SarikatIslam. Karena perluasan keanggotaan tersebut maka dalam waktu yang singkat makin bertambahlah jumlah anggota sarikat Islam. Berbeda dengan Budi Utomo, Sarikat Islam berhasil memperoleh tempat dikalangan rakyat banyak, sedangkan Budi Utomo, dalamkenyataannya, anggotanya hanya kalangan atas saja. Pada bulan Januari 1913 di Surabayadiadakan Kongres Sarikat Islam pertama, Haji Umar Said Tjokroaminoto terpilih sebagaiKetua Sarikat Islam. Laju perkembangan Sarikat Islam tidak dapat dibendung lagi, hingga pada tahun 1914 sudah terdapat 56 perkumpulan Sarikat Islam lokal. Keadaan ini membuatkhawatir pemerintah kolonial. Mulailah dicari jalan untuk menahan laju organisasi ini agar tidak membahayakan pemerintah kolonial Belanda.c.Indischi Partij ( IP )Organisasi ke-3 yang didirikan sejak kebangkitan nasional adalah Indische Partijtahun1912, didirikan oleh Douwes Dekker atau Setiabudi, dr.Tjipto Manggunkusumo danSuwardi Suryaningrat ( yang dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara ). Tiga serangkaiitulah yang mendirikan Indische Partij dengan tujuan menumbuhkan dan meningkatkan jiwa integrasi antara semua golongan untuk memajukan tanah air dengan dilandasi jiwa nasional,maupun mempersiapkan diri bagi kehidupan rakyat yang merdeka oleh karena programIndische Partij dengantegas menyatakan diri sebagai partai politik dan bercita-cita mencapaiHindia merdeka, maka sikap yang diambil pemerintah kolonial berbeda dengan sikapterhadap organisasi yang lainnya. Terhadap Indische Partij, pemerintah kolonial bersikaptegas menolak permohonan untuk mendapatkan pengakuan sebagai badan hukum pada bulan Maret 1913. Kemudian orang tokoh utama Indische Partij, karena kegiatan dianggapmembahayakan pemerintah kolonial , dihukum buang. Tiga Serangkai tersebut akhirnyamemilih negeri Belanda sebagai tempat pengasingan. Selama dalam pengasingan itu merekatetap berusaha untuk menanamkan jiwa nasional dan menggerakkan orang Indonesia dinegeri Belanda supaya menuntut Indonesia Merdeka.
2.            Perlawanan sebelum tahunn 1908 berbentuk perang dan masih bersifat kedaerahan. Belum ada kata memperjuangkan Indonesia. Yang ada adalah memperjuangkan daerahnya masing-masing. Sehingga adanya perang seperti perang aceh, perang bali, perang maluku dan lainnya.
Setelah tahun 1908 Istilah Indonesia itu sudah muncul. Karena perlawanan perang sering mengalami kekalahan, maka terbentuklah berbagai pergerakan-pergerakan nasional yg selalu mengajak semua rakyat Indonesia untuk menyuarakan kemerdekaan Indonesia. Di sini Perjuangan sudah bersifat Nasional.
3.            Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin
PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).
KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).
KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).
Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya.
4.            Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa dimulai dari “penculikan” yang dilakukan oleh sejumlah pemuda (a.l. Soekarni, Wikana dan Chaerul Saleh dari perkumpulan “Menteng 31” terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.00. WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,sampai dengan terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan.
Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara itu di Jakarta, Chairul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota PETA mendukung rencana tersebut.
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan dibacakan Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 di lapangan IKADA(yang sekarang telah menjadi lapangan Monas) atau di rumah Bung Karno di Jl.Pegangsaan Timur 56. Dipilih rumah Bung Karno karena di lapangan IKADA sudah tersebar bahwa ada sebuah acara yang akan diselenggarakan, sehingga tentara-tentara jepang sudah berjaga-jaga, untuk menghindari kericuhan, antara penonton-penonton saat terjadi pembacaan teks proklamasi, dipilihlah rumah Soekarno di jalan Pegangsaan Timur No.56. Teks Proklamasi disusun di Jakarta, bukan di Rengasdengklok, bukan di rumah seorang Tionghoa, Djiaw Kie Siong yang diusir dari rumahnya oleh anggota PETA agar dapat ditempati oleh “rombongan dari Jakarta”. Naskah teks proklamasi di susun di rumah Laksamana Muda Maeda di Jakarta, bukan di Rengasdengklok. Bendera Merah Putih sudah dikibarkan para pejuang di Rengasdengklok pada Rabu tanggal 16 Agustus, sebagai persiapan untuk proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Karena tidak mendapat berita dari Jakarta, maka Jusuf Kunto dikirim untuk berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta, Kunto hanya menemui Wikana dan Mr. Achmad Soebardjo, kemudian Kunto dan Achmad Soebardjo ke Rangasdengklok untuk menjemput Soekarno, Hatta, Fatmawati dan Guntur. Achmad Soebardjo mengundang Bung Karno dan Hatta berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur 56. Pada tanggal 16 tengah malam rombongan tersebut sampai di Jakarta.
Keesokan harinya, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 pernyataan proklamasi dikumandangkan dengan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin ketik yang “dipinjam” (tepatnya sebetulnya diambil) dari kantor Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman, Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.
5.      Peristiwa penting yang terjadi pada tahun 1945 yaitu
Peristiwa Rengasdengklok
Pada tanggal 15 Agustus 1945 malam,  para pemuda mengadakan rapat kilat. Keputusan rapat adalah segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 16 Agustus 1945, karena Jepang telah kalah oleh tentara Sekutu. Golongan pemuda mengutus Darwis dan Wikana untuk menemui Bung Karno dan Bung Hatta untuk menyampaikan hasil rapat golongan pemuda. Tetapi Bung Karno dan Bung Hatta menolak permintaan tersebut. Mereka berpendapat bahwa proklamasi kemerdekaan harus benar-benar dipersiapkan dengan matang, tetapi para pemuda menginginkan proklamasi dilakukan sesegera mungkin. Terjadilah ketegangan antara golongan pemuda dan golongan tua.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, terutama gangguan dari pihak Jepang, maka pada tanggal 16 Agustus 1945 tiga tokoh pemuda terdiri dari : Soekarni, Yusuf Kunto dan Singgih membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok Jawa Barat.
Di Rengasdengklok, para pemuda mendesak Bung Karno dan Bung Hatta agar segera melaksanakan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada sore hari tanggal 16 Agustus 1945, Mr. Ahmad Soebardjo datang untuk menengahi pertentangan antara pemuda dan Bung Karno dan Bung Hatta. Setelah para tokoh mencapai musyawarah, mereka memutuskan untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.
Persiapan Kemerdekaan
kedudukan Jepang di medan perang mulai terdesak oleh pasukan sekutu. Supaya mau membantu, Jepang makin giat mendekati dan merayu bangsa Indonesia. Jepang menjanjikan kemerdekaan Indonesia di kelak kemudian hari.
kedudukan Jepang makin terdesak setelah Hiroshima dijatuhi bom atom pada 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada 9 Agustus 1945. Jepangpun menyerah pada pasukan sekutu.
Pembacaan Teks Proklamasi
Berdasarkan kesepakatan, diputuskan bahwa naskah proklamasi akan dibacakan pada hari itu juga jam 10.00 di kediaman Ir. Soekarno di jalan Pengangsaan Timur (sekarang jalan Proklamasi) no. 56 Jakarta. Kegiatan mempersiapkan detik-detik proklamasi membuat kediaman Ir. Soekarno sibuk, beberapa anggota PPKI dan para pejuang muda dengan penuh semangat bekerja mempersiapkan peralatan upacara proklamasi. Berita mengenai akan dibacakannya proklamasi kemerdekaan Indonesia menyebar dengan cepat. Para tokoh masyarakat dan sekitar seribu orang berbondong-bondong datang. Mereka ingin menjadi saksi peristiwa penting dalam sejarah bangsa Indonesia.
6.      BPUPKI
Sidang BPUPKI 1 (29 Mei - 1 Juni 1945 )
Sidang pertama BPUPKI membahas masalah berkenaan dasar negara Indonesia. Dalam sidang ini terdapat tiga usulan yaitu S.B.B :
1.Usulan Ahmad Yani ( 29 Mei 1945 )
Peri Kebangsaan
Peri Kemanusiaan
Peri Ketuhanan
Peri Kerakyatan
Peri Kesejahteraan Rakyat
Usulan tersebut kemudian disampaikan secara tertulis S.B.B :
Ketuhanan Yang Maha Esa
Kebangsaan Persatuan Indonesia
Rasa Kemanusiaan Yang adil dan beradab
Kerakyatan yang dipimpin hikmat kebijaksanaan alam permusyawratan perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
2.      Usulan Dr. Soepomo ( 31 Mei 1945 )
Persatuan
Kekeluagaan
Keseimbangan Lahir dan Batin
Musyawarah
Keadilan Rakyat
3.      Usulan Ir. Soekarno ( 1 Juni 1945 )
Kebangsaan Indonesia
Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan
Mufakat / Demokrasi
Kesejahteraan Sosial
Ketuhanan Yang Maha Esa
Atas Usul Ahli Bahasa, Usulan Soekarno dinamakan pancasila. Maka daripada itu hari Pancasila jatuh pada tanggal 1 Juni 1945.
Karena sidang 1 belum menghasilkan maka dibentuk panitia 9, Panitia 9 bertugas untuk membahas usul dan konsep para anggota mengenai dasar negara Indonesia. yang beranggotakan :
K.H. Wachid Hasyim
Kahar Muzakir
Mr. A.A. Maramis
Abikoesno Tjokrosoejoso
H. Agoes Salim
Mr. Ahmad Soebarjo
Mr. Moh. Yamin
Ir. Soekarno
Drs. Moh. Hatta
Panitia 9 ini menghasilkan yang namanya Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang isinya :
Ketuhanan degan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluknya
Menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipmpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan Perwakilan
Keadilan Sosial Bagi seluruh Rakyat Indonesia
Sidang BPUPKI kedua (10 - 16 Juli 1945 )
Sidang kedua BPUPKI membahas rancangan UUD. Dalam sidang ini menghasilkan hal hal S.B.B :
Pernyataan Indonesia Merdeka
Pembukaan Undang Undang Dasar
Batang tubuh undang undang dasar
PPKI
sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945.
1. Mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang telah
dipersiapkan oleh Dokuritsu Junbi Coosakai (BPUPKI), yang kemudian dikenal dengan
Undang-Undang Dasar 1945.
2. Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Mohammad Hatta sebagai wakil
presiden. Pemilihan presiden dan wakil presiden dilakukan secara aklamasi atas usul
dari Otto Iskandardinata.
3. Membentuk sebuah Komite Nasional untuk membantu presiden selama Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) belum terbentuk.
Pada hari berikutnya, tanggal 19 Agustus 1945 PPKI melanjutkan sidangnya dan berhasil
memutuskan beberapa hal berikut.
1. Pembagian wilayah, terdiri atas 8 provinsi.
a. Jawa Barat, gubernurnya Sutarjo Kartohadikusumo
b. Jawa Tengah, gubernurnya R. Panji Suroso
c. Jawa Timur, gubernurnya R.A. Suryo
d. Borneo (Kalimantan), gubernurnya Ir. Pangeran Muhammad Noor
e. Sulawesi, gubernurnya Dr. G.S.S.J. Sam Ratulangi
f. Maluku, gubernurnya Mr. J. Latuharhary
g. Sunda Kecil (Nusa Tenggara), gubernurnya Mr. I. Gusti Ktut Pudja
h. Sumatra, gubernurnya Mr. Teuku Mohammad Hassan
2. Membentuk Komite Nasional (Daerah).
3. Menetapkan 12 departemen dengan menterinya yang mengepalai departemen dan 4
menteri negara. Berikut ini 12 departemen tersebut.
a. Departemen Dalam Negeri dikepalai R.A.A. Wiranata Kusumah
b. Departemen Luar Negeri dikepalai Mr. Ahmad Subardjo
c. Departemen Kehakiman dikepalai Prof. Dr. Mr. Supomo
d. Departemen Keuangan dikepalai Mr. A.A Maramis
e. Departemen Kemakmuran dikepalai Surachman Cokroadisurjo
f. Departemen Kesehatan dikepalai Dr. Buntaran Martoatmojo
g. Departemen Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan dikepalai Ki Hajar Dewantara
h. Departemen Sosial dikepalai Iwa Kusumasumantri
i. Departemen Pertahanan dikepalai Supriyadi
j. Departemen Perhubungan dikepalai Abikusno Tjokrosuyoso
k. Departemen Pekerjaan Umum dikepalai Abikusno Tjokrosuyoso
l. Departemen Penerangan dikepalai Mr. Amir Syarifudin
Sedangkan 4 menteri negara yaitu:
1. Menteri negara Wachid Hasyim
2. Menteri negara M. Amir
3. Menteri negara R. Otto Iskandardinata
4. Menteri negara R.M Sartono
Di samping itu diangkat pula beberapa pejabat tinggi negara yaitu:
1. Ketua Mahkamah Agung, Dr. Mr. Kusumaatmaja
2. Jaksa Agung, Mr. Gatot Tarunamihardja
3. Sekretaris negara, Mr. A.G. Pringgodigdo
4. Juru bicara negara, Soekarjo Wirjopranoto
Sidang PPKI yang ketiga tanggal 22 Agustus 1945 memutuskan:
1. Pembentukan Komite Nasional
2. Membentuk Partai Nasional Indonesia
3. Pembentukan Badan Keamanan Rakyat
7.      Isi pemikiran dari ketiga tokoh tersebut yaitu
1.      Usulan Ahmad Yani ( 29 Mei 1945 )
Peri Kebangsaan
Peri Kemanusiaan
Peri Ketuhanan
Peri Kerakyatan
Peri Kesejahteraan Rakyat
Usulan tersebut kemudian disampaikan secara tertulis S.B.B :
Ketuhanan Yang Maha Esa
Kebangsaan Persatuan Indonesia
Rasa Kemanusiaan Yang adil dan beradab
Kerakyatan yang dipimpin hikmat kebijaksanaan alam permusyawratan perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
2.      Usulan Dr. Soepomo ( 31 Mei 1945 )
Persatuan
Kekeluagaan
Keseimbangan Lahir dan Batin
Musyawarah
Keadilan Rakyat
3.      Usulan Ir. Soekarno ( 1 Juni 1945 )
Kebangsaan Indonesia
Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan
Mufakat / Demokrasi
Kesejahteraan Sosial
Ketuhanan Yang Maha Esa
Atas Usul Ahli Bahasa, Usulan Soekarno dinamakan pancasila. Maka daripada itu hari Pancasila jatuh pada tanggal 1 Juni 1945.
8.      Pembukaan UUD tidak dapat diganti karena penbukaan UUD merupakan dasar pondasi bangsa Indonesia. Konsekuensi jika mengganti pembukaan UUD sangat berat karena merupakan dasar pemikiran dan cita – cita bangsa Indonesia.

KESIMPULAN
      Setelah tahun 1908, tetap terjadi perjuangan untuk membela Tanah Air. Usaha untuk memperjuangkan Tanah Air diawali dengan pendirian organisasi modern pertama dikalangan bangsa Indonesia diberi nama Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Awal berdirinya Budi Utomo yang dipandang sebagai hari Kebangkitan Nasional Indonesia dan didalam sejarah pergerakannasional disebut sebagai Angkatan Perintis. Setelah itu, mulailah muncul organisasi-organisasi pergerakan nasional lainnya
      Kemudian terjadi peristiwa Sumpah Pemuda. Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.
      Kemudian terjadi peristiwa Rengasdengklok. Pada tanggal 15 Agustus 1945 malam,  para pemuda mengadakan rapat kilat. Keputusan rapat adalah segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 16 Agustus 1945, karena Jepang telah kalah oleh tentara Sekutu. Golongan pemuda mengutus Darwis dan Wikana untuk menemui Bung Karno dan Bung Hatta untuk menyampaikan hasil rapat golongan pemuda. Tetapi Bung Karno dan Bung Hatta menolak permintaan tersebut. Mereka berpendapat bahwa proklamasi kemerdekaan harus benar-benar dipersiapkan dengan matang, tetapi para pemuda menginginkan proklamasi dilakukan sesegera mungkin. Terjadilah ketegangan antara golongan pemuda dan golongan tua.
      Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, terutama gangguan dari pihak Jepang, maka pada tanggal 16 Agustus 1945 tiga tokoh pemuda terdiri dari : Soekarni, Yusuf Kunto dan Singgih membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok Jawa Barat.
      Di Rengasdengklok, para pemuda mendesak Bung Karno dan Bung Hatta agar segera melaksanakan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada sore hari tanggal 16 Agustus 1945, Mr. Ahmad Soebardjo datang untuk menengahi pertentangan antara pemuda dan Bung Karno dan Bung Hatta. Setelah para tokoh mencapai musyawarah, mereka memutuskan untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.

0 comments: