PENDAHULUAN
Secara arti kata, Pancasila mengandung arti: panca yang
berarti “lima” dan sila yang berarti “dasar”.
Dengan demikian pancasila artinya lima dasar. Pengertian Pancasila kami
petik dari sejarah yang diambil pada bahasa sansekerta. Pancasila adalah dasar
filsafat negara republik Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam pembukaan UUD 1945, diundangkan
dalam Berita Republik Indonesia tahun II no. 7 bersama-sama dengan batang tubuh
UUD 1945. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila
adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan atau perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang
Dasar 1945.
Ternyata, wujud nilai pancasila sudah ada pada saat jaman
kerajaan terbukti dengan adanya, persatuan dan kesatuan antar umat
beragama. Pancasila adalah dasar pembentukan suatu bangsa dan juga berfungsi
untuk menunjukkan karakteristik suatu bangsa. Kita dituntut untuk bisa
menerapkan nilai pancasila dalam kehidupan sehari – hari dan mengetahui sejarah pancasila di masa
kerajaan, dan wujud nilai pancasila yang terdapat pada masa kerajaan. Kita
menjadi tahu hak dan kewajiban kita sebagai warga negara yang akhirnya membuat
kita jadi mengerti peran dan penempatan diri kita sebagai bagian dari suatu
negara. Ketika kita semua sudah tahu dan mengerti kewajiban yang harus
dilakukan dan hak yang didapatkan, maka kita bisa menjalankannya dengan sesuai
peraturan ataupun menuntut hak – hak yang mungkin belum terpenuhi sebagai warga
negara. Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama satu sama
lain. Bangsa Indonesia menjadikan Pancasila
sebagai landasan ideologi yang berjiwa persatuan dan kesatuan wilayah
dengan tetap menghargai serta menghormati ke-Bhinneka Tunggal Ika-an (persatuan
dalam perbedaan) untuk setiap aspek kehidupan nasional guna mencapai tujuan
nasional. Artinya, sudah menjadi hal yang tidak dapat ditampikkan lagi bahwa masyarakat Indonesia itu jamak, plural,
dan daerah yang beragam, terdiri dari berbagai macam suku, bahasa,
adat-istiadat dan kebiasaan, agama, kepercayaan
kekayaan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.
RUMUSAN
MASALAH
1. Ceritakan
secara ringkas tentang sejarah kerajaan Kutai dan tunjukkan bukti bahwa
kerajaan tersebut telah menerapkan nilai – nilai Pancasila ? Nilai Pancasila
apa yang dominan terjadi pada masa kerajaan tersebut ?
2. Ceritakan
secara ringkas tentang sejarah kerajaan Sriwijaya dan tunjukkan bukti bahwa
kerajaan tersebut telah menerapkan nilai – nilai Pancasila ? Nilai Pancasila
apa yang dominan terjadi pada masa kerajaan tersebut ?
3. Jelaskan
tentang sistem pemerintahan kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Majapahit ! Apa perbedaan kedua
sistem pemerintahan tersebut dan kaitan serta bandingkan dengan sistem
pemerintahan pada masa sekarang ini di Indonesia ?
4. Tunjukkan
bukti – bukti secara kongkrit bahwa masa kerajaan menjadi suatu bukti segala
aspek nilai Pancasila, lambang atau atribut Negara dijiwai dari masa tersebut ?
5. Kerajaan
Mataram menjadi salah satu pilar terakhir era emas masa – masa kerajaan di
Nusantara, jelaskan faktor – faktor yang menyebabkan runtuhnya kerajaan Mataram
?
6. Jelaskan
artian secara luas makna semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang juga lahir pada
masa – masa kerajaan ?
7. Jelaskan
tentang lambing Negara kita dan tokoh pencetusannya serta awal penggunaanya
sebagai lambang Negara ?
8. Dengan
membahas beberapa arahan di atas, bagaimanakah pendapat anda terhadap
pernyataan yang menyatakan bahwa “masa kerajaan mejadi suatu harta khasanah
Bangsa yang tak ternilai harganya” ?
TUJUAN
1. Mengetahui
secara ringkas tentang sejarah kerajaan Kutai dan bukti bahwa kerajaan tersebut
telah menerapkan nilai – nilai Pancasila, serta nilai Pancasila yang dominan
terjadi pada masa kerajaan tersebut
2. Mengetahui
secara ringkas tentang sejarah kerajaan Sriwijaya dan bukti bahwa kerajaan
tersebut telah menerapkan nilai – nilai Pancasila, serta nilai Pancasila yang
dominan terjadi pada masa kerajaan tersebut
3. Mengetahui
tentang sistem pemerintahan kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Majapahit. Serta perbedaan kedua
sistem pemerintahan tersebut dan kaitan serta bandingkan dengan sistem
pemerintahan pada masa sekarang ini di Indonesia
4. Mengetahui
bukti – bukti secara kongkrit bahwa masa kerajaan menjadi suatu bukti segala
aspek nilai Pancasila, lambang atau atribut Negara dijiwai dari masa tersebut
5. Mengetahui
faktor – faktor yang menyebabkan runtuhnya kerajaan Mataram
6. Mengetahui
artian secara luas makna semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang juga lahir pada
masa – masa kerajaan
7. Mengetahui
tentang lambang Negara kita dan tokoh pencetusannya serta awal penggunaanya
sebagai lambang Negara
8. Dapat
mengartikan “masa kerajaan mejadi suatu
harta khasanah Bangsa yang tak ternilai harganya”
PEMBAHASAN
1.
Kerajaan Kutai
Letak :
Kerajaan Kutai adalah kerajaan tertua bercorak Hindu di
Nusantara dan seluruh Asia Tenggara. Kerajaan Kutai terletak di Muara Kaman,
Kalimantan Timur tepatnya di hulu sungai mahakam.
Sumber Sejarah :
Informasi yang ada diperoleh dari Yupa / Tugu dalam
upacara pengorbanan yang berasal dari abad ke-4. Ada tujuh buah yupa yang
menjadi sumber utama bagi para ahli dalam menginterpretasikan sejarah Kerajaan
Kutai.
Pemerintahan dan Kehidupan Masyarakat :
Raja pertama kerajaan Kutai adalah Kudungga. Raja
Kudungga memiliki seorang anak yang bernama Aswawarman. Kemudian Aswawarman
memiliki 3 anak, salah satunya Mulawarman. Pada masa pemerintahan Mulawarman,
Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah kekuasaannya meliputi hampir
seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur.
Nilai Pancasila yang terdapat pada kerajaan Kutai:
1) Nilai Ketuhanan : Memeluk agama Hindu
2) Nilai Persatuan : Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh
wilayah Kalimantan Timur.
3) Nilai Kerakyatan : Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur.
4)
Nilai Sosial : Memberikan 20.000
ekor sapi kepada Brahmana
Nilai Pancasila yang menonjol yaitu :
1)
Nilai Persatuan : Wilayah
kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur.
2) Nilai Sosial : Memberikan 20.000 ekor sapi kepada
Brahmana
2.
Kerajaan Sriwijaya
Letak :
Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan Melayu kuno di pulau
Sumatra yang banyak berpengaruh di kepulauan Melayu. Diperkirakan pusat
kerajaan Sriwijaya di daerah lembah sungai Batanghari, Jambi.
Sumber Sejarah :
1) Prasasti Kedukan Bukit tanggal 16 Juni 682 Masehi di Palembang.
2) Prasasti Talang Tuo tanggal 23 Maret 684 Masehi di Palembang.
3) Prasasti Karang Birahi abad ke-7 Masehi di Jambi.
4) Prasasti Kota Kapur tanggal 28 Februari 686 Masehi di Pulau Bangka
5)
Prasasti Telaga Batu abad ke-7
Masehi di Palembang.
Pemerintahan:
Menurut Prasasti Kedukan Bukit, kekaisaran Sriwijaya didirikan
oleh Dapunta Hyang Çri Yacanaca (Dapunta Hyang Sri Jayanasa). Ia memimpin
20.000 tentara (terutama tentara darat dan beberapa ratus kapal) dari Minanga
Tamwan ke Palembang, Jambi, dan Bengkulu. Kerajaan ini adalah pusat perdagangan
dan merupakan negara maritim. Negara ini tidak memperluas kekuasaannya diluar
wilayah kepulauan Asia Tenggara.
Pengaruh budaya:
Kerajaan Sriwijaya banyak dipengaruhi budaya India, pertama oleh
budaya agama Hindu dan kemudian diikuti pula oleh agama Buddha. Agama Buddha
diperkenalkan di Srivijaya pada tahun 425 Masehi. Sriwijaya merupakan pusat
terpenting agama Buddha Mahayana. Pada masa yang sama, agama Islam memasuki
Sumatra melalui Aceh yang telah tersebar melalui hubungan dengan pedagang Arab
dan India.
Masa Kejayaan:
Kerajaan Sriwijaya mengalami masa kejayaan di bawah kepemimpinan
Balaputradewa.
Faktor yang mendukung kebesaran Kerajaan Sriwijaya:
1)
Letak Strategis
2) Runtuhnya kerajaan Funan
3) Memiliki Armada laut yang kuat
4) Menguasai daerah – daerah strategis
5) Melimpahnya hasil bumi
6)
Pusat pendidikan agama Buddha di
Asia Tenggara.
Keruntuhan Sriwijaya:
1)
Beberapa wilayah kerajaan Sriwijaya
ingin melepaskan diri.
2) Mundurnya perekonomian perdagangan.
3)
Baanyaknya serangan terhadap
Sriwijaya.
Nilai Pancasila yang terdapat pada kerajaan Sriwijaya:
1)
Nilai Ketuhanan : Pusat pendidikan agama Buddha di
Asia Tenggara.
2) Nilai Kemanusiaan :
Bersifat terbuka terhadap budaya asing yang masuk.
3) Nilai Persatuan :
Wilayahnya tersebar di daerah Asia Tenggara.
4)
Nilai kerakyatan : Rakyat kerajaan Sriwijaya makmur
Nilai Pancasila yang dominan yaitu :
1)
Nilai Ketuhanan : Pusat pendidikan agama Buddha di
Asia Tenggara.
2) Nilai Kemanusiaan :
Bersifat terbuka terhadap budaya asing yang masuk.
3.
Perbedaan
Sistem pemerintahan kerajaan Sriwijaya dengan Kerajaan Majapahit
·
Kerajaan
Sriwijaya
Masyarakat Sriwjaya sangat majemuk, dan mengenal
stratatifikasi sosial.Pembentukan satu negara kesatuan dalam dimensi struktur
otoritas politik Sriwijaya, dapat dilacak dari beberapa prasasti yang
mengandung informasi penting tentang kadātuan, vanua, samaryyāda, mandala dan
bhūmi.Kadātuan dapat bermakna kawasan dātu, (tnah rumah) tempat tinggal bini
hāji, tempat disimpan mas dan hasil cukai (drawy) sebagai kawasan yang mesti
dijaga. Kadātuan ini dikelilingi oleh vanua, yang dapat dianggap sebagai
kawasan kota dari Sriwijaya yang di dalamnya terdapat vihara untuk tempat
beribadah bagi masyarakatnya. Kadātuan dan vanua ini merupakan satu kawasan
inti bagi Sriwijaya itu sendiri. Menurut Casparis, samaryyāda merupakan kawasan
yang berbatasan dengan vanua, yang terhubung dengan jalan khusus
(samaryyāda-patha) yang dapat bermaksud kawasan pedalaman. Sedangkan mandala
merupakan suatu kawasan otonom dari bhūmi yang berada dalam pengaruh kekuasaan
kadātuan Sriwijaya.
·
Kerajaan
Majapahit
Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan susunan
birokrasi yang teratur pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, dan tampaknya
struktur dan birokrasi tersebut tidak banyak berubah selama perkembangan
sejarahnya.Raja dianggap sebagai penjelmaan dewa di dunia dan ia memegang
otoritas politik tertinggi.
Aparat birokrasi :
Raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi dalam
melaksanakan pemerintahan, dengan para putra dan kerabat dekat raja memiliki
kedudukan tinggi. Perintah raja biasanya diturunkan kepada pejabat-pejabat di
bawahnya, antara lain yaitu:
1) Rakryan Mahamantri Katrini, biasanya
dijabat putra-putra raja
2) Rakryan Mantri ri Pakira-kiran,
dewan menteri yang melaksanakan pemerintahan
3) Dharmmadhyaksa, para pejabat hukum
keagamaan
4) Dharmma-upapatti, para pejabat
keagamaan
Dalam Rakryan Mantri ri Pakira-kiran
terdapat seorang pejabat yang terpenting yaitu Rakryan Mapatih atau Patih
Hamangkubhumi. Pejabat ini dapat dikatakan sebagai perdana menteri yang
bersama-sama raja dapat ikut melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan. Selain
itu, terdapat pula semacam dewan pertimbangan kerajaan yang anggotanya para
sanak saudara raja, yang disebut Bhattara Saptaprabhu
Persamaan sistem pemerintahan zaman
kerajaan dengan zaman sekarang :
·
Kerajaan
Majapahit sistem pemerintahan birokrasi sama dengan sekarang yang kita kenal
dengan sistem pemeritahan Predensial
·
Kerajaan
Sriwijaya sistem pemerintahan kedatukan sama dengan sekarang yang kita kenal
dengan sistem pemeritahan dimana seperti pejabat-pejabat di kabupaten.
4. bukti konkrit pada zaman kerajaan
telah menerapkan nilai pancasila adalah dengan adanya sistem
pemerintahan,adanya aturan-aturan yang ditetapkan adanya kepedulian antar
sesama,adanya agama dan dan struktur masyarakat,adanya peradaaban,adanya budaya
gotong royong.dan yang lebih konkrit adalah adanya candi – candi dan arca – arca
peninggalan pada zaman kerajaan.
5. Runtuhnya kerajaan Mataram
Pertama disebabkan
oleh letusan gunung Merapi . pada tahun 1006 Masehi yang bersifat
eksplosif (Ledakan besar/Plinian) sehingga mampu menghancurkan kerajaan Mataram
Hindu Kuno. letusan tersebut juga mampu melongsorkan tubuh Merapi sehingga
sebagian tubuh Merapi tersebut lengser dan membentuk perbukitan Gendol/gunung
Gendol atau Bukit Wukir. Sehingga mengubur candi-candi yang ada disekitar
Merapi. Peristiwa tersebut diinterpretasikan sebagai Mahapralaya atau Pralaya
yang berarti ’Kehancuran Besar’ dalam menaksir pembacaan pada prasasti Rukam
dan kitab Negara Kertagama. Kedua, runtuhnya kerajaan Mataram disebabkan
oleh krisis politik yang terjadi tahun 927-929 M. Ketiga, runtuhnya kerajaan
dan perpindahan letak kerajaan dikarenakan pertimbangan ekonomi.
Di Jawa Tengah daerahnya kurang subur, jarang terdapat sungai besar dan
tidak terdapatnya pelabuhan strategis. Sementara di Jawa Timur, apalagi di
pantai selatan Bali merupakan jalur yang strategis untuk perdagangan, dan
dekat dengan daerah sumber penghasil komoditi perdagangan.
Di Jawa Tengah daerahnya kurang subur, jarang terdapat sungai besar dan
tidak terdapatnya pelabuhan strategis. Sementara di Jawa Timur, apalagi di
pantai selatan Bali merupakan jalur yang strategis untuk perdagangan, dan
dekat dengan daerah sumber penghasil komoditi perdagangan.
6.
Artian luas semboyan Bhineka
Tunggal Ika walaupun di Indonesia terdapat banyak perbedaan suku, budaya (adat
istiadat), beda pulau, dan agama/kepercayaan terhadap Tuhan, tetapi tetap
tumbuh rasa persatuan dan kesatuan, menuju tujuan yang satu bangsa dan negara
Indonesia.
7.
Burung
garuda merupakan mitos dalam mitologi Hindu dan Budha. Garuda dalam mitos
digambarkan sebagai makhluk separuh burung (sayap, paruh, cakar) dan separuh
manusia (tangan dan kaki). Lambang garuda diambil dari penggambaran kendaraan
Batara Wisnu yakni garudeya. Garudeya itu sendiri dapat kita temui pada salah
satu pahatan di Candi Kidal yang terletak di Kabupaten Malang tepatnya: Desa Rejokidal,
Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Garuda sebagai
lambang negara menggambarkan kekuatan dan kekuasaan dan warna emas melambangkan
kejayaan, karena peran garuda dalam cerita pewayangan Mahabharata dan Ramayana.
Posisi kepala garuda menengok lurus ke kanan.
Jumlah bulu
melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945), antara
lain:
Jumlah bulu pada masing-masing sayap
berjumlah 17
Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8
Jumlah bulu di bawah perisai/pangkal
ekor berjumlah 19
Jumlah bulu di leher berjumlah 45
Perisai
Perisai merupakan lambang pertahanan
negara Indonesia. Gambar perisai tersebut dibagi menjadi lima bagian: bagian
latar belakang dibagi menjadi empat dengan warna merah putih berselang seling
(warna merah-putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia, merah berarti
berani dan putih berarti suci), dan sebuah perisai kecil miniatur dari perisai
yang besar berwarna hitam berada tepat di tengah-tengah. Garis lurus horizontal
yang membagi perisai tersebut menggambarkan garis khatulistiwa yang tepat
melintasi Indonesia di tengah-tengah.
Emblem
Setiap gambar emblem yang terdapat
pada perisai berhubungan dengan simbol dari sila Pancasila.
Bintang
Tunggal
Sila ke-1: Ketuhanan Yang Maha Esa.
Perisai hitam dengan sebuah bintang emas berkepala lima menggambarkan
agama-agama besar di Indonesia, Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan juga
ideologi sekuler sosialisme.
Rantai
Emas
Sila ke-2: Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab. Rantai yang disusun atas gelang-gelang kecil ini menandakan hubungan
manusia satu dengan yang lainnya yang saling membantu. Gelang yang lingkaran
menggambarkan wanita, gelang yang persegi menggambarkan pria.
Pohon
Beringin
Sila ke-3: Persatuan Indonesia.
Pohon beringin (Ficus benjamina) adalah sebuah pohon Indonesia yang berakar
tunjang – sebuah akar tunggal panjang yang menunjang pohon yang besar tersebut
dengan bertumbuh sangat dalam ke dalam tanah. Ini menggambarkan kesatuan
Indonesia. Pohon ini juga memiliki banyak akar yang menggelantung dari
ranting-rantingnya. Hal ini menggambarkan Indonesia sebagai negara kesatuan
namun memiliki berbagai akar budaya yang berbeda-beda.
Kepala
Banteng
Sila ke-4: Kerakyatan Yang Dipimpin
Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Binatang banteng
(Latin: Bos javanicus) atau lembu liar adalah binatang sosial, sama halnya
dengan manusia cetusan Presiden Soekarno dimana pengambilan keputusan yang
dilakukan bersama (musyawarah), gotong royong, dan kekeluargaan merupakan nilai-nilai
khas bangsa Indonesia.
Padi
Kapas
Sila ke-5: Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas (yang menggambarkan sandang dan
pangan) merupakan kebutuhan pokok setiap masyarakat Indonesia tanpa melihat
status maupun kedudukannya. Hal ini menggambarkan persamaan sosial dimana tidak
adanya kesenjangan sosial satu dengan yang lainnya, namun hal ini bukan berarti
bahwa negara Indonesia memakai ideologi komunisme.
Motto
Pita yang dicengkeram oleh burung
garuda bertuliskan semboyan negara Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
Bhinneka Tunggal Ika berasal dari kalimat bahasa Jawa Kuno karangan Mpu
Tantular yang berarti “Walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu” yang
menggambarkan keadaan bangsa Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam suku,
budaya, adat-istiadat, kepercayaan, namun tetap adalah satu bangsa, bahasa, dan
tanah air.
Lambang
negara Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Lambang negara Indonesia berbentuk burung Garuda yang kepalanya menoleh ke
sebelah kanan (dari sudut pandang Garuda), perisai berbentuk menyerupai jantung
yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal
Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu” ditulis di atas pita yang
dicengkeram oleh Garuda. Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid II dari
Pontianak, yang kemudian disempurnakan oleh Presiden Soekarno, dan diresmikan
pemakaiannya sebagai lambang negara pertama kali pada Sidang Kabinet Republik
Indonesia Serikat tanggal 11 Februari 1950.
8. Masa kerajaan menjadi suatu harta
khasanah Bangsa yang tak ternilai harganya karena sejak jaman kerajaan sudah
terdapat nilai – nilai Pancasila yang sangat melekat pada Bangsa Indonesia,
bahkan hingga saat ini.
KESIMPULAN
Lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Lambang negara Indonesia berbentuk burung Garuda
yang kepalanya menoleh ke sebelah kanan (dari sudut pandang Garuda), perisai
berbentuk menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda,
dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu”
ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. Artian luas semboyan Bhineka Tunggal Ika walaupun di Indonesia
terdapat banyak perbedaan suku, budaya (adat istiadat), beda pulau, dan
agama/kepercayaan terhadap Tuhan, tetapi tetap tumbuh rasa persatuan dan
kesatuan, menuju tujuan yang satu bangsa dan negara Indonesia.
Lambang ini dirancang
oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, yang kemudian disempurnakan oleh Presiden
Soekarno, dan diresmikan pemakaiannya sebagai lambang negara pertama kali pada
Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat tanggal 11 Februari 1950.
Sejak masa
kerajaan sudah terdapat nilai – nilai Pancasila. Masa kerajaan menjadi suatu harta khasanah Bangsa yang tak
ternilai harganya karena sejak jaman kerajaan sudah terdapat nilai – nilai
Pancasila yang sangat melekat pada Bangsa Indonesia, bahkan hingga saat ini. Beberapa bukti bahwa Pancasila telah ada sejak jaman kerajaan
yaitu pada kerajaan Kutai terdapat beberapa nilai Pancasila seperti:
1) Nilai Ketuhanan :
Memeluk agama Hindu
2) Nilai Persatuan :Wilayah
kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur.
3) Nilai Kerakyatan :
Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur.
4) Nilai Sosial :
Memberikan 20.000 ekor sapi kepada Brahmana
Pada kerajaan Sriwijaya terdapat beberapa nilai Pancasila seperti
:
1)
Nilai Ketuhanan : Pusat pendidikan agama Buddha di
Asia Tenggara.
2) Nilai Kemanusiaan :
Bersifat terbuka terhadap budaya asing yang masuk.
3) Nilai Persatuan :
Wilayahnya tersebar di daerah Asia Tenggara.
4)
Nilai kerakyatan : Rakyat kerajaan Sriwijaya makmur.
Dan masih banyak kerajaan – kerajaan yang memiliki nilai Pancasila
di Nusantara.
DAFTAR PUSTAKA
0 comments:
Post a Comment